SOLOPOS.COM - Ada sejumlah fakta varian Delta. (Ilustrasi/Freepik)

Solopos.com, SOLO–Ada sejumlah fakta Covid-19 varian Delta yang kali pertama terdeteksi di India pada akhir 2020 dan menyebar dengan cepat ke seluruh dunia.Apa sajakah, simak ulasannya di info sehat kali ini.

Fakta yang paling umum dari varian Delta adalah strain ini kali pertama terdeteksi di India. Namun sampai saat ini belum ada cukup kematian untuk membandingkan secara sistematis terkait dengan mutasi baru ini dengan para pendahulunya.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Berikut lima fakta varian delta seperti mengutip dari gavi.org dan Bisnis.com, Kamis (17/6/2021):

Baca Juga: WHO: Varian Delta Telah Menyebar ke 80 Negara dan Terus Bermutasi

1. Menyebar dengan cepat ke seluruh dunia

Fakta lain dari varian Delta adalah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)  mencatat strain baru ini telah menyebar ke lebih 80 negara dan terus bermutasi. Sekarang mutasi baru ini membentuk 10 persen dari semua kasus baru di Amerika Serikat, naik 6 persen dibandingkan pekan lalu.

2. Tampaknya lebih menular

Satu negara di mana varian Delta telah ditahan adalah Inggris. Sejak kasus pertama terdeteksi pada bulan Februari, virus ini dengan cepat melampaui apa yang disebut varian Alpha (B.1.1.7) yang pertama kali terdeteksi di Kent, Inggris dan yang 43 hingga 90 persen lebih menular daripada varian SARS-CoV-2 yang sudah ada sebelumnya.

Varian Delta saat ini menyumbang lebih dari 91 persen kasus Covid-19 di Inggris, dan sekitar 40 persen lebih dapat ditransmisikan daripada varian Alpha, menurut perkiraan pemerintah Inggris. Namun, ilmuwan lain telah menghitung mungkin 30-100 persen lebih mudah ditransmisikan daripada Alpha.

3. Gejala berbeda

Varian Delta juga memiliki gejala yang berbeda dibandingkan para pendahulunya, ini menjadi fakta berikutnya yang perlu diketahui. Gejala yang dilaporkan adalah sakit kepala, diikuti oleh sakit tenggorokan, pilek, dan demam.

Baca Juga: Duduk Terlalu Lama di Depan Komputer Bisa Picu Masalah Ini Loh!

“Batuk lebih langka dan kami bahkan tidak melihat hilangnya indera penciuman,” kata Profesor Tim Spector, yang memimpin penelitian ini.

4. Lebih mungkin dirawat di RS

Sebagian besar data ilmiah yang telah diterbitkan tentang varian Delta sejauh ini, berasal dari Inggris, di mana para peneliti menggunakan metode cepat yang disebut “pengujian tes genotipe” untuk mengetahui apakah sampel positif Covid-19 mengandung varian kekhawatiran, seperti Delta, atau tidak. Menurut sebuah studi Skotlandia yang diterbitkan di The Lancet pada 14 Juni, varian Delta dikaitkan dengan sekitar dua kali lipat risiko rawat inap dibandingkan dengan varian Alpha.

Baca Juga: Temuan Terbaru: Virus Corona Sudah Muncul di AS pada 2019

Studi ini melihat data dari 19.543 kasus komunitas Covid-19 dan 377 rawat inap yang dilaporkan di Skotlandia antara 1 April dan 6 Juni 2021. Hasil studi menemukan, orang-orang dengan kondisi yang mendasarinya berisiko lebih besar dirawat di rumah sakit.

5. Satu dosis vaksin kurang efektif, tetapi dua dosis masih sangat protektif

Fakta lainnya terkait varian Delta adalah orang yang telah menerima vaksin lebih kecil kemungkinannya untuk dirawat di rumah sakit dibandingkan dengan individu yang tidak divaksinasi,  tetapi efek perlindungan yang kuat tidak terlihat sampai setidaknya 28 hari setelah dosis vaksin pertama.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya