SOLOPOS.COM - Aktivitas penjualan sapi di Pasar Hewan Bekonang, Mojolaban, Sukoharjo pada Selasa (24/1/2023). (Solopos.com/Magdalena Naviriana Putri)

Solopos.com, SUKOHARJO — Kasus penyakit Lumpy Skin Disease (LSD) pada sapi atau penyakit kulit sapi bentol terus bertambah di Kabupaten Sukoharjo. Pertambahan kasus tersebut mengakibatkan sapi di Pasar Hewan Bekonang menurun.

Kepala UPTD Rumah Potong dan Pusat Kesehatan Hewan Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Sukoharjo, Leni Sri Lestari, menyebut kasus LSD bertambah dua hingga 10 sapi setiap harinya. Hingga Kamis (26/1/2023), sebanyak 55 kasus LSD telah ditemukan. Tiga sapi di antaranya telah dipotong paksa.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

“Kami terus lakukan pemantauan meskipun tidak ada penutupan pasar hewan. Karena LSD dan penyakit mulut dan kuku (PMK) memiliki penyebaran berbeda,” terang Leni kepada Solopos.com.

Leni mengatakan jumlah kasus tersebut menyebar di hampir seluruh kecamatan di Kabupaten Sukoharjo. Namun dua kecamatan di Kabupaten Sukoharjo lolos dari persebaran LSD, yakni di Grogol dan Kartasura.

Dia menyebut pada Selasa (24/1/2023) lalu, pihaknya memulangkan empat ekor sapi dari pasar hewan karena terindikasi terjangkit LSD.

Kendati demikian, Leni mengatakan peternak tak perlu khawatir dengan penyakit LSD. Mengingat penyakit kulit sapi bentol tersebut dapat diobati meskipun dalam jangka waktu cukup lama.

Dia mengatakan peternak wajib menjaga kebersihan kandang untuk mengurangi keberadaan vektor penyebar LSD, salah satunya nyamuk.

“Kebersihan kandang dan sapi wajib dijaga karena persebaran LSD bisa melalui vektor salah satunya nyamuk. Selain menyemprotkan disinfektan pada sapi peternak juga bisa menyemprotkan obat antinyamuk,” jelas Leni.

Ia berpesan, baik disinfektan maupun obat antinyamuk harus disesuaikan dengan kondisi ternak. Penggunaan sereh atau obat alami lain juga bisa menjadi pengusir nyamuk yang dapat ditempatkan di kandang. Dia juga melarang penggunaan pestisida untuk penyemprotan karena dapat membahayakan kondisi ternak.

Dia mengatakan saat ini seluruh ternak di Kabupaten Sukoharjo telah mendapatkan vaksinasi PMK dosis 1 dan 2. Sementara, dosis 3 masih menunggu jeda suntik vaksinasi kedua. Di sisi lain Kabupaten Sukoharjo masih menunggu vaksinasi LSD bagi ternak.

Leni tak menampik saat ini banyak peternak yang urung menambah ternaknya mengingat mereka cukup waswas dengan hadirnya LSD seusai PMK. Namun dia menyebut motivasi peternak harus ditingkatkan demi menjaga ketersediaan daging pada beberapa tahun ke depan.

“Masalahnya jika terus menurun dapat mengganggu ketersediaan stok daging pada 2-3 tahun mendatang,” jelas Leni.

Peternak sapi Sukoharjo, Suparno, mengatakan kondisi di Pasar Hewan Bekonang kini sepi. Jumlah sapi yang dipasarkan terus menurun.

Pada November-Desember 2022 seusai pembukaan pasar hewan dia menyebut penjualan sapi hampir menuju stabil. Namun pada pertengahan Januari 2023 dengan masuknya LSD penjualan sapi terus merosot.

“Biasanya di sini ada 500 ekor sapi yang dijual, tetapi sekarang paling hanya sekitar 200 ekor sapi. Banyak yang kosong, apalagi penjualan sapi betina sekarang sulit,” jelas Suparno.

Kesulitan penjualan sapi betina menurutnya terjadi lantaran sapi betina biasanya diincar para peternak sebagai indukan. Namun kini peternak memilih tak menambah jumlah stok sapi terlebih dulu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya