SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

KULONPROGO: Hujan yang sudah tidak lagi turun dengan intensitas tinggi beberapa pekan terakhir, membuat perkembangan kasus leptospirosis cenderung menurun di Kulonprogo. Setidaknya terhitung sejak bulan Mei, kasus leptospirosis meningkat menjadi 229 kasus dengan 17 pasien meninggal dunia.

Kepala Seksi Pemberantasan Penyakit Menular (P2M) Dinas Kesehatan Kulonprogo, Slamet Riyanto mengatakan, meski jumlah tersebut terus meningkat sejak bulan lalu, namun laju peningkatannya tidak separah 2-3 bulan lalu. Menurut dia, di awal bulan Mei, jumlah kasus leptospirosis mencapai 226 kasus.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Dikatakannya, jika pada 2-3 bulan lalu, laju peningkatan jumlah kasus leptospirosis bisa mencapai 100 persen namun, pada dua bulan terakhir laju perkembangan kasus leptopsirosis cenderung melambat. ”Peningkatannya hanya 2-3 kasus saja selama dua minggu,” ucapnya.

Pada bulan Mei, sudah ada 1 orang meninggal akibat Leptopsirosis, yakni atas nama Wandi, warga Boro, Desa Banjarsari Kecamatan Kalibawang yang meninggal pada 6 Mei lalu.

Menur Slamet, menurunnya laju perkembangan leptospirosis tersebut disebabkan karena sudah optimalnya upaya sosialisasi yang dilakukan oleh pemerintah, dalam hal ini adalah Dinas Kesehatan.(Harian Jogja/Arief Juninto)

Foto: Tikus jadi salah satu penyebab kasus leptospirosis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya