SOLOPOS.COM - Inggus Subaryoto (JIBI/SOLOPOS/dok)

Sragen (Solopos.com) – Mantan calon bupati (Cabup) pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2006, Inggus Subaryoto menyatakan siap memberi keterangan tentang Pilkada 2006. Kendati demikian, Inggus membantah pasangan Inggus-Mahmudi menerima aliran dana kas daerah (Kasda) senilai Rp 200 juta.

Inggus Subaryoto (JIBI/SOLOPOS/dok)

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Dalam Pilkada 2006 itu kan kami sebagai calon bupati dan calon wakil bupati. Kami terbentuk berdasarkan penjaringan tim koalisi PKB, Demokrat dan PPP. Mekanisme pencalonan melalui penjaringan suara terbanyak dan kami yang memenangi kompetisi kandidat calon itu. Calon boneka itu tidak ada. Kami sengaja mencalonkan diri karena tidak ada yang berani menyalon,” tegas Inggus saat dihubungi Espos, Senin (18/7/2011).
Ekspedisi Mudik 2024

Menurut Inggus, kredibilitas Untung Wiyono yang merupakan rival terbesar pasangan Inggus-Mahmudi masih bagus. “Kenapa kami berani menyalonkan, orang kan mbok menowo saja, siapa tahu menang. Soal dana yang ditudingkan mengalir ke kami tidak ada. Tidak ada bagi-bagi uang Rp 125 juta dan Rp 75 juta. Keuangan itu dipegang tim kampanye saat itu Fatchurrahman,” tambahnya.

Dia mempersilakan proses pembuktian jika ada dugaan aliran dana ke pasangan Inggus-Mahmudi. Dia mengaku siap memenuhi aturan hukum yang berlaku dan siap dimintai keterangan atau klarifikasi. “Sampai sekarang belum ada surat ke saya terkait klarifikasi dari pihak penyidik. Yang namanya hukum siapa pun kita tidak melawan, tapi kita hadapi,” tuturnya.

Inggus yang kini aktif sebagai Ketua Komisi I DPRD Sragen, menegaskan sumber dana kampanye Inggus-Mahmudi berasal dari modal sendiri. Politisi asal Partai Demokrat itu mangatakan berasal dari keluarga pengusaha. Saat itu, lanjut dia, posisi Inggus-Mahmudi bukan dalam kapasitas melawan mantan Bupati Sragen, Untung.

Terpisah, mantan Ketua Tim Sukses Inggus-Mahmudi, Fatchurrahman, menandaskan juga tidak mengetahui sumber daya uang digunakan untuk kegiatan kampanye. Dia juga lupa nominal uang yang diterimanya dari kandidat. “Saat itu kampanye kami benar-benar berorientasi untuk memenangkan Pilkada. Saya hanya diberi dana untuk melakukan kegiatan pemenangan kandidat. Soal sumber dana setahu saya, ya dari kandidat,” paparnya.

Rus Utaryono, Ketua Tim Koalisi Partai saat Pilkada 2006, juga menyatakan tidak mengetahui sumber dana kampanye Inggus-Mahmudi. “Yang jelas ada sumber dana hasil iuran anggota tim sukses. Tapi yang mengurusi keuangan bukan saya, melainkan tim sukses. Saya baru tahu kalau ada dugaan aliran dana ke Pilkada 2006 ya baru-baru ini,”
imbuhnya.

Sementara itu, Bupati Sragen, Agus Fatchur Rahman, menuturkan segera menunjuk pejabat pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Sragen yang sekarang dijabat Sri Wahyuni. Mantan Kabid Perbendaharaan Kas Daerah DPPKAD Sragen itu menjalani pemeriksaan di Kejaksaan Tinggi (Kejakti) sebagai tersangka atas kasus dugaan korupsi senilai Rp 40 miliar lebih.

“Saya tidak mau mengandai-andai. Apa mungkin seorang wanita ditahan? Apa tidak mesakke, sing lanang wae ada? Yuni (sapaan Sri Wahyuni-red) kan belum karuan ditahan. Ya tunggu saja perkembangannya. Siapa penggantinya, ya belum tahu,” akunya.

Agus juga mengaku lupa atas sejumlah peristiwa Pilkada 2006 yang berkaitan dengan uang. Termasuk berapa rupiah yang dihabiskan untuk kampanye Pilkada 2006 saat berpasangan dengan Untung Wiyono menjadi calon wakil bupati. “Saya tidak pernah tahu sumber dana Pilkada itu dari mana. Saya tahunya semua kegiatan itu dananya dari Mas Untung. Dia yang mengatakan ini duitku pribadi,” pungkasnya.

trh

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya