SOLOPOS.COM - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo (tengah). (Bisnis)

Solopos.com, SEMARANG – Kasus kematian akibat Covid-19 di Jawa Tengah (Jateng) relatif tinggi dalam sepekan terakhir. Data terbaru bahkan menyebut jika angka kematiannya menjadi yang tertinggi kedua di Indonesia.

Data yang dirilis Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut akumuluasi kasus kematian Covid-19 di Jateng hingga 29 Juli 2021 mencapai 18.578 jiwa. Jumlah itu tertinggi kedua di Indonesia, di bawah Jawa Timur (Jatim) yang mencapai 19.621 jiwa.

Promosi Layanan Keuangan Terbaik, BRI Raih 3 Penghargaan Pertamina Appreciation Night

Sementara itu, data yang diumumkan Pemprov Jateng melalui laman Internet resminya, hingga Jumat (30/7/2021). Total kasus kematian akibat Covid-19 di provinsi tersebut mencapai 22.858 jiwa. Atau lebih banyak dibandingkan data yang diumumkan Satgas Covid-19 nasional dan BNPB.

Baca juga: Cuekin Gubernur Ganjar Saat Kunjungan ke Kendal, Mendagri Minta Maaf

Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, seusai menggelar rapat di kantornya, beberapa hari lalu, membenarkan jika kasus kematian Covid-19 di Jateng tinggi. Namun, ia menyebut ada beberapa daerah yang tingkat kematiannya mulai menurun seperti wilayah Kudus dan sekitarnya.

“Iya, angka kematian kita masih tinggi. Makanya, kalau ada beberapa kabupaten/kota yang turun, jangan tepuk tangan dulu. Di sekitar Kudus Raya turun, tapi kita melihat Soloraya naik,” ujar Ganjar.

Ganjar menambahkan saat ini pihaknya terus melakukan identifikasi terhadap pasien Covid-19 yang memiliki potensi kematian tinggi.

“Kita sudah identifikasi, satu lansia, dewasa, dan komorbiditas itu punya potensi meninggal. Makanya, itu yang harus dicari, inilah yang harus divaksin lebih dulu. Ini yang harus diberi asupan vitamin untuk mencegah [kematian],” tutur Ganjar.

Baca juga: Kader PAN Gugat Zulkifli Hasan Rp100 Miliar!

Kematian Covid-19 di Jateng

Ganjar juga meminta masyarakat untuk lebih jujur dengan kondisi kesehatannya. Jika mengalami gejala Covid-19 akut seperti batuk, pusing, dan panas dengan suhu tinggi, segera melapor ke fasilitas kesehatan yang ada.

“Kalau sudah batuk, cekrah-cekreh, mumet-mumet, dan panas tinggi, segeralah melapor ke fasilitas kesehatan yang ada. Segera minta dites. Kalau bisa melakukan pemeriksaan sejak dini, kita juga bisa merespons lebih cepat untuk mengobati,” jelasnya.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jateng, Yulianto Prabowo, menyebut angka kematian Covid-19 di Jateng tinggi, terutama beberapa pekan terakhir. Kematian itu tidak hanya menyasar pasien Covid-19, tapi juga tenaga kesehatan (nakes) yang menangani.

Baca juga: Bantu Warga Terdampak Covid-19, Komunitas Solo Murup Bergerak Kumpulkan Puluhan Juta Rupiah

Meski demikian, Kadinkes Jateng, Yulianto tidak menyebut secara pasti berapa jumlah nakes yang mengalami kematian akibat Covid-19 tersebut. Ia hanya menyatakan bahwa nakes akan kembali mendapat suntikan vaksin dari pemerintah untuk meningkatkan kekebalannya.

“Vaksin booster untuk nakes sudah kita siapkan. Pekan depan mudah-mudahan bisa dilaksanakan,” ujar Yulianto.

Yulianto menambahkan vaksin booster untuk sementara hanya diperuntukkan bagi para nakes. Alasannya, karena nakes yang kerap bersinggungan dengan pasien Covid-19 dan memiliki risiko terpapar lebih tinggi.

“Selain itu, para nakes mendapat vaksin lebih awal dibanding yang [masyarakat] lain. Kemungkinan tingkat kekebalannya sudah turun,” ujarnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya