SOLOPOS.COM - Ketua PC Fatayat NU Sukoharjo, Siti Muslimah, ditemui di Pondok Pesantren Al-Muayyad, Windan, Makamhaji, Kartasura, Sukoharjo, Senin (4/3/2022). (Solopos/Magdalena Naviriana Putri)

Solopos.com, SUKOHARJO — Ketua PC Fatayat NU Sukoharjo, Siti Muslimah, menyampaikan keprihatinan mengenai maraknya kasus kekerasan anak.

Fatayat Nahdlatul Ulama dikenal sebagai organisasi yang mengkampanyekan dan mengedukasi masyarakat terkait pencegahan kasus kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak. “Prihatin ya dengan kasus kekerasan anak yang semakin naik sejak tahun 2020. Awal masa pandemi,” katanya saat ditemui di Pondok Pesantren Al-Muayyad Windan, Makamhaji, Kartasura, Sukoharjo, Senin (4/3/2022).

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Namun, dari jumlah tersebut, Siti berpendapat bahwa masih banyak kasus kekerasan anak hingga pernikahan dini yang tak tercatat. Hal itu sering kali dia temui lantaran korban merasa malu atau pihak keluarga mencoba menutupi. Kasus tersebut dianggap sebagai aib keluarga.

Baca Juga : Fatayat NU Sukoharjo Kampanyekan Cegah Kekerasan Seksual Terhadap Anak

“Masih banyak di Sukoharjo. Misalnya beberapa kasus yang tidak bisa saya sebutkan. Ada anak menikah di bawah usia kemudian tidak tercatat dalam lembaga negara. Jadi hanya menikah siri karena malu. Kadang bukan hanya keluarga, pihak sekolah juga tidak melaporkan. Antara tidak tahu atau kasus tersebut ditutupi,” terangnya.

Padahal, lanjut dia, anak-anak yang mengalami kasus kekerasan harus terdata agar mendapatkan pendampingan terkait kehidupan berumah tangga. Lebih lanjut, secara psikologis anak-anak tidak siap. Dia meyakini bahwa kondisi itu akan mempengaruhi tumbuh kembang generasi berikutnya bahkan pernikahan dini itu sendiri.

Dia menyampaikan hasil penelitian yang dilakukan Fatayat NU menggandeng beberapa pemangku kebijakan. Menurutnya tak hanya kekerasan pada anak yang masih marak. Antiradikalisme, ujarnya, mulai menyerang Ibu-ibu dengan sasaran Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) hingga Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK).

Baca Juga : Sedih, 3 Bulan Terjadi 7 Kasus Kekerasan terhadap Anak di Sukoharjo

“Terakhir kami temukan bermula dari sekelompok ibu-ibu PAUD yang mengajak pengajian. Kemudian salah satu orang menjadi eksklusif, tidak mau ikut PKK dan perkumpulan masyarakat lainnya,” terangnya.

Kasus Kekerasan Anak

Dia berharap ke depan akan semakin banyak kegiatan yang meminimalisir radikalisme. Sebagai bentuk membentengi perempuan, khususnya paham memecah belah bangsa. Dia juga berharap penyuluhan dan pendampingan kepada anak-anak yang mengalami kekerasan seksual maupun pernikahan dini.

Baca Juga : Kasus Kekerasan Anak di Sukoharjo Tinggi, Pemkab Bentuk Satgas

Seperti, diberitakan sebelumnya, Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBP3A) Sukoharjo mencatat jumlah kasus kekerasan terhadap anak periode Januari-Maret 2022 sebanyak tujuh kasus.

Kepala Bidang (Kabid) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak DPPKBP3A Sukoharjo, Sunarto, mengatakan sebagian besar kasus kekerasan anak dipicu perebutan hak asuh anak. Anak yang menjadi korban kekerasan juga mengalami tekanan mental dan psikis.

Mereka butuh pendampingan khusus untuk memulihkan trauma psikologis. “Butuh waktu lama untuk memulihkan trauma bagi kalangan anak-anak. Karena itu butuh pendampingan khusus dari petugas,” kata dia saat ditemui Solopos.com di kantornya, Senin (4/4/2022).

Baca Juga : Ngeri, Kasus Kekerasan Anak di Sukoharjo Naik 300 Persen Selama Pandemi

Sunarto menyebut tren kasus kekerasan terhadap anak selama lima tahun terakhir. Jumlah kasus kekerasan terhadap anak pada 2017 sebanyak 48 kasus. Pada 2018, jumlah kasus kekerasan terhadap anak menurun menjadi 39 kasus.

Jumlah kasus kekerasan terhadap anak selama 2019 yakni 26 kasus. Dia melanjutkan kasus kekerasan terhadap anak pada 2020 dan 2021 masing-masing 32 kasus dan 38 kasus. “Untuk dua tahun terakhir atau selama masa pandemi Covid-19 tren kekerasan terhadap anak kembali naik. Pada 2019 sempat menurun drastis,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya