SOLOPOS.COM - Ilustrasi kekerasan seksual terhadap remaja (aycu33 webshots)

Solopos.com, KLATEN--Awal tahun ini, Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Mutiara Klaten sudah mendampingi lima orang anak karena tersangkut sejumlah kasus. Sedangkan pada 2013 lalu, ada sekitar 40 anak yang terlibat kasus kejahatan dan pelecehan.

Divisi Penanganan dan Perlindungan Anak P2TP2A Mutiara, Hariyadi, mengatakan kasus yang melibatkan anak di Klaten semakin meningkat dari tahun ke tahun. Menurutnya masih banyaknya kasus tersebut karena ada dua hal yakni meningkatnya kepedulian masyarakat terhadap anak dan minimnya ketahanan keluarga.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Awal tahun ini, kami sudah ada lima anak yang kami dampingi karena terlibat sejumlah kasus. Sedangkan tahun sebelumnya ada sekitar 40 orang yang kami dampingi. Mereka terlibat berbagai macam kasus, di antaranya asusila, suka mencuri, dan tidak naik kelas karena keluarga yang rentan,” katanya saat ditemui wartawan di Sekretariat Daerah Klaten, Selasa (21/1/2014).

Ia menyatakan korban asusila seorang guru di Jatinom merupakan salah satu contoh bahwa anak tersebut minim pengawasan orang tua. Hal itu ia ketahui setelah melakukan pendekatan dengan korban untuk pendampingan. Ia menyatakan korban tersebut kurang perhatian orang tua karena keluarganya broken home.

Terkait antisipasi peningkatan kasus yang melibatkan anak tersebut, pihaknya terus melakukan sosialisasi untuk kepedulian masyarakat. Sebab, lanjut dia, latar belakang anak tersebut terlibat kejahatan ada berbagai hal.

“Setelah kami berdiskusi dan melakukan sosialisasi di sejumlah wilayah, ada berbagai permasalahan yang mempengaruhi perilaku anak. Seperti di perkotaan karena maraknya warnet [warung internet], di beberapa daerah lain karena pola asuh orangtua dan lingkungan. Untuk itu, kami terus melakukan sosialisasi untuk mengajak kepedulian masyarakat,” tuturnya.

Ia menyatakan ketahanan keluarga merupakan kunci utama dalam antisipasi kasus yang melibatkan anak. Ia mengimbau semua orangtua untuk mengembalikan fungsi keluarga untuk pendidikan, perlindungan, dan kasih sayang kepada anak.

Hal serupa juga diungkapkan Kepala Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (PPKB) Klaten, Siti Aisyah Agustin, saat dihubungi solopos.com, Selasa. Pihaknya melalui tim gabungan telah melakukan pendampingan kepada korban asusila seorang guru di Jatinom. Ia juga menyatakan kasus yang melibatkan anak semakin meningkat dari tahun ke tahun.

“Meningkatnya kasus yang merlibatkan anak karena masyarakat semakin peduli dan berani melapor. Sebenarnya, yang penting adalah pengawasan orangtua sehingga anak jangan dilepas dan diserahkan begitu saja pada pihak sekolah. Orang tua juga bisa melakukan pengawasan di sekolah berupa menjaga hubungan baik dengan guru. Jadi, orang tua bisa mengetahui perkembangan anak di sekolah,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya