Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
Kapolsek Jebres, AKP Edison Panjaitan, saat ditemui wartawan di IGD RS dr Oen, Minggu (21/4/2013), menyampaikan berdasar keterangan saksi, korban tewas akibat perbuatan suaminya sendiri.
Menurutnya, saat dimintai keterangan Sukiran mengakui perbuatannya. Dikatakan Edison, perbuatan Sukiran dilakukan secara spontan. Kasus tersebut ditangani penyidik Unit Pelayanan PPA Polresta Solo.
“Mengenai latar belakang atau motif perbuatan Sukiran masih diselidiki. Tapi, menurut pengakuan Sukiran, ia dan korban sempat bertengkar. Masalahnya apa kami belum tahu. Sukiran mengaku telah menendang leher belakang istrinya itu. Kuat dugaan leher korban patah hingga mengakibatkan korban tewas,” terang mantan Wakapolsek Laweyan itu.
Suasana duka tampak kentara di rumah korban. Banyak warga berkerumun di depan rumah korban. Mereka saling memperbincangkan kejadian tragis tersebut.
Warga yang kali pertama menolong korban, Narmi, 42, saat ditemui Solopos.com, mengatakan ia datang ke rumah korban karena dimintai tolong Sukiran.
Saat berada di rumah korban masih tergeletak dan tak sadarkan diri di ruang tamu. Ia mengaku tak melihat ada darah di tubuh korban.
“Tak lama Ibu Sarwini datang. Dia mengolesi minyak kayu putih di tubuh korban. Sukiran juga sempat memberi nafas buatan melalui mulut korban. Tapi korban tak kunjung sadar. Sambil menangis Sukiran meminta saya dan warga lain membawa korban ke rumah sakit. Waktu itu Sukiran juga ikut ke rumah sakit,” ulas Narmi dibenarkan oleh Sarwini, 65.
Narmi menginformasikan, korban dan Sukiran memang kerap bertengkar. Ia enggan menceritakan mengenai persoalan yang melatarbelakangi pertengkaran mereka dengan alasan tidak mau mencampuri urusan rumah tangga orang.
Tetangga korban yang mempunyai rumah tepat di depan rumah korban, Siswandari, 25, kepada wartawan mengatakan, ia melihat korban pulang bersama temannya yang berjenis kelamin perempuan sekitar pukul 11.30 WIB.
Tak lama terdengar suara keributan dari rumah korban. Siswandari menduga korban dan suaminya saat itu sedang bertengkar.
“Kalau mereka bertengkar itu sudah biasa. Jadi, saya tidak memperhatikan,” kata Siswandari.