SOLOPOS.COM - Ilustrasi HIV/AIDS (channelstv.com)

Solopos.com, SRAGEN – Penularan HIV/AIDS kepada para bayi memungkinkan dicegah jika sudah diketahui sejak dini. Hanya saja, selama ini keterbukaan Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) dinilai masih minim.

Kabid Kesga Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sragen, Iin Dwi Yuliarti, mengungkapkan penularan HIV/AIDS kepada para bayi bisa terjadi saat bayi masih dalam kandungan, terinfeksi saat proses persalinan serta tertular melalui air susu ibu.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Sebisa mungkin awal kehamilan sudah diketahui. Melalui enam bulan pengobatan, keganasan virus [HIV/AIDS] bisa dikendalikan,” urai dia kepada , Rabu (27/8/2014).

Hanya saja, selama ini kurang terbukanya para ibu hamil yang terjangkit HIV/AIDS menjadi kendala pencegahan dilakukan. Tak ayal, hal tersebut membuat bayi yang ada di dalam kandungan ikut tertular HIV/AIDS. (Baca juga : 14 Bayi di Sragen Mengidap HIV/AIDS).

Sementara itu, berdasarkan data yang dihimpun di DKK Sragen, sebanyak 217 orang Sragen terdeteksi terjangkit HIV/AIDS dengan 58 orang meninggal dunia selama 2000 hingga Juli 2014. Dari jumlah tersebut, 81 orang diketahui terjangkit HIV sementara 136 orang mengidap AIDS.

Kabid Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan DKK, Retno Dwi Kawurjan, melalui Kasi Pencegahan Penyakit, Sumiyati, menjelaskan kurang terbukanya para ODHA membuat penanganan terhadap penyakit tersebut terlambat.

Sumiyati menegaskan selama ini pihaknya melakukan berbagai upaya untuk pemihakan kepada para ODHA. Salah satunya yakni dengan mengupayakan para ODHA Sragen tanpa memandang status mereka agar mendapatkan pembiayaan kesehatan dari pemkab melalui kartu Sintawati jenis Menur.

Selain itu, sebagai langkah pencegahan termasuk mengurangi risiko bayi tertular HIV/AIDS, pihaknya melakukan pemeriksaan dini kepada para ibu hamil berisiko. “Kami ada program VCT mobile yang dilakukan di RSUD Sragen dan RSUD Gemolong. Gerakan ini juga kaitannya dengan deteksi dini terhadap ibu-ibu hamil berisiko,” urai dia.

Sementara itu, Pengelola Program Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Sragen, Wahyudi, tak menampik sejauh ini para ODHA di Sragen kurang terbuka sehingga membuat sejumlah bayi ikut terjangkit HIV/AIDS. “Baru ketahuan terserang HIV/AIDS itu dari bayinya,” jelas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya