Anda bisa mencari berdasar kategori
atau judul berita
Masukan kata kunci

Kasus HIV/AIDS di Sukoharjo Fluktuatif, Mayoritas Usia 20 hingga 30-an

Kasus HIV/AIDS di Sukoharjo Fluktuatif, Mayoritas Usia 20 hingga 30-an
author
Ika Yuniati Rabu, 30 November 2022 - 19:57 WIB
share
SOLOPOS.COM - Ilustrasi HIV/AIDS. (Freepik.com)

Solopos.com, SUKOHARJO — Sebanyak 73 warga Sukoharjo tercatat menderita Human Immunodeficiency Virus (HIV)/Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) hingga Oktober 2022. Mayoritas merupakan usia produktif.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sukoharjo, Tri Tuti Rahayu mengatakan pola hidup menjadi penyebab utama virus tersebut menyebar.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Paling banyak masih di usia produktif yang terjangkit, karena pola hidup dan pergaulan terutama narkoba [penggunaan suntikan] pasti arahnya ke sana [tertular HIV/AIDS],” ujar Tuti saat ditemui di Lobi Kantor Bupati, Rabu (30/11/2022).

Di ketahui angka orang dengan HIV/AIDS (ODHA) di Sukoharjo pada 2021 sebanyak 60 sementara pada 2022 naik menjadi 73 penderita.

Ekspedisi Mudik 2024

“Angka ini kalau dibandingkan bukan kenaikan kalau saya bilang, bisa jadi yang dahulu survailans kami tidak aktif. Otomatis akan dikira ODHA rendah, padahal fenomena tersebut seperti gunung es. Sehingga selama tidak ditemukan tetapi penularan lebih banyak justru itu lebih berbahaya,” terang Tuti.

Baca juga: 21 PNS dan 12 Pelajar di Klaten Terinfeksi HIV/AIDS sejak 2007 hingga Juni 2022

Sehingga dia mengatakan ketika lebih banyak kasus yang terdeteksi, tenaga kesehatan akan lebih mudah melakukan pengobatan dan menekan angka kasus.

Tri Tuti menguraikan jumlah kasus pada 2008-Oktober 2022 di Sukoharjo sebanyak 813 ODHA dengan cakupan kumulatif kasus HIV sebanyak 430 atau sebesar 53%. Sementara angka kasus AIDS Sebanyak 383 atau  47%.

Dari data tersebut usia 20-30 tahun tercatat sejumlah 241 penderita sementara usia 30-40 tahun menyumbang sebesar 243 penderita. Keduanya menjadi angka terbanyak jumlah kumulatif berdasarkan usia.

Sementara pada usia 40-50 tahun menyusul dengan jumlah penderita 122, usia 10-20 menyumbang 23 penderita dan usia 0-10 tahun tercatat menjangkit 13 penderita. Tuti menyebut wilayah perkotaan seperti Grogol dan Kartasura menjadi penyumbang terbesar angka kasus.

Sementara pada data jumlah kumulatif kasus HIV/AIDS berdaarkan pekerjaan cukup menyebar. Penderita HIV/AIDS pada TNI Polri terbilang paling sedikit dengan jumlah delapan kasus.

Baca juga: 25 ODHA Terima Bantuan Kewirausahaan dari Kemensos, KPA Solo: Biar Mandiri

Sementara, penderita paling banyak tercatat sebagai karyawan, disusul buruh serabutan, pengangguran, pedagang hingga sopir.

Data kumulatif kasus berdasarkan jenis kelamin laki-laki menyumbang sebanyak 65% kasus atau sebanyak 531 penderita. Sementara penderit perempuan sebanyak 35% atau 282 kasus.

Saat ini pihaknya terus menggandeng lembaga swadaya masyarakat (LSM) dan komponen lain untuk merangkul ODHA agar deteksi kasus lebih luwes.

“Kata kuncinya memang dalam HIV/AIDS ini STOP. S nya itu suluh, kami memberikan penyuluhan kemudian T temukan, sehingga ketika kasusnya lebih banyak ditemukan kami justru akan lebih optimal dalam menekan angka kasus. Sementara O, obati, P, pertahankan, artinya dalam masa pengobatan terus menerus,” urainya.

Dia berharap dengan gerakan STOP itu penderita tidak akan menularkan lagi kepada yang lain serta angka kasus terus menurun.

Baca juga: Semester I 2022, 12 Pengidap HIV/AIDS di Sragen Meninggal

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya
Ekspedisi Mudik 2024

Koran Solopos


Berita Populer

Dapatkan akses tak terbatas
Part of Solopos.com
ISSN BRIN