Solopos.com, WONOGIRI – Aksi unjuk rasa dokter di Wonogiri, sebagai imbas kasus dr Ayu, berdampak ke pasien. Di Wonogiri, Rabu (27/11/2013), salah satu pasien sesak napas telantar, karena para dokter demo.
Sriyati, 54, duduk lemas di kursi rodanya, Rabu (27/11). Dengan ditunggui dua anak lelakinya, warga Kecamatan Sidoharjo itu pergi ke RSUD dr Soediran Mangun Sumarso (SMS) Wonogiri berobat. Sakit sesak napas dan gangguan jantung yang dideritanya membuatnya tersiksa.
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
Namun sial, meski sudah datang sejak pukul 0730 WIB tetapi hingga pukul 11.20 WIB belum ada penanganan dari dokter di poliklinik RS tersebut. Bersandarkan bantal, dia menabahkan hati untuk mencari kesembuhan tetapi yang disaksikan kehampaan dokter.
“Sakit sesak dan jantung,” ucapnya lirih. Ucapan itu menjawab pertanyaan dari Direktur RSU Wonogiri, Setyorini. Awalnya, Setyorini menyarankan pasien Sriyati dibawa ke IGD (Instalasi Gawat Darurat) karena semua dokter tak mau melakukan pelayanan pasien hingga siang.
Kegalaunan juga dialami Sadini, 55, pasien penderita gula. Dia duduk di kursi panjang antrean pasien. Sesekali warga Keron Kidul, Kecamatan Sidoharjo ini melihat pintu poliklinik. Tak berapa lama menundukkan kepala dan geleng-gelang.
“Oleh perawat, saya diminta menunggu sebentar. (Rabu) siang akan dilayani dokter,” ujarnya.
Kekecewaan juga dialami Yono, 43, warga Desa Kerjo Lor, Kecamatan Ngadirojo yang mengantar anaknya. Anaknya yang bernama Dian menderita hernia tetapi hingga pukul 11.30 WIB belum ada penanganan dokter. Untuk menghapus kegalauan, dia memilih jalan-jalan dan melihat aksi para dokter.
“Wong cilik, tahunya berobat dan sembuh. Tidak tahu apa yang didemo dokter-dokter itu. Saya kecewa tidak mendapat pelayanan dengan cepat.”