SOLOPOS.COM - Seorang dokter putri memberikan bunga kepada rekan sejawatnya yang mengikuti aksi keprihatinan di halaman Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Wonogiri, Rabu (27/11/2013). (Trianto HS/JIBI/Solopos)

Solopos.com, WONOGIRI—Demo dokter sebagai buntut kasus dr Ayu di Wonogiri  mengakibatkan telantarnya 140 pasien di Wonogiri.  Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Wonogiri meminta maaf.

Sejumlah pasien yang berobat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Soediran Mangun Sumarso Wonogiri telantar. Dari data Humas RSUD tersebut tercatat ada 140 pasien yang datang dari berbagai daerah gagal mendapatkan pelayanan dari dokter.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Tak hanya itu, beberapa pasien di rumah sakit tersebut mengaku tak dapat memperoleh pemeriksaan rutin yang dokternya. Salah seorang pasien di salah satu bangsal yang enggan disebut namanya mengatakan hanya mendapat pemeriksaan dari perawat tanpa di dampingi dokter.

“Kemarin suasana sepi sekali, biasaya waktu pagi sudah ada dokter yang memeriksa, tetapi kemarin cuma ada perawat saja,” ujarnya.

Oleh sebab itu, Sekretaris Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Wonogiri, Adhi Dharma saat ditemui Solopos.com di ruang kerjanya, Kamis (28/11/2013), meminta maaf kepada para pasien yang pada waktu itu tidak mendapat pelayanan dari dokter. Permintaan maaf tersebut telah disampaikan langsung ke pasien.

“Kami mewakili dokter meminta maaf kepada pasien, kami telah menjelaskan alasan dan tujuan kami melakukan aksi solidaritas tersebut karena adanya instruksi dari IDI Pusat,” jelasnya.

Ia membenarkan bila ada pasien yang datang tidak memperoleh pelayanan karena gagal bertemu dengan dokter. Selain itu, ada pula pasien yang komplain dan merasa terganggu terhadap aksi solidaritas dokter kemarin.

Dari kasus yang dialami dr. Dewa Ayu Sasiary dan dua rekannya di Manado, ia berharap tidak akan ada lagi. Untuk itu, ia menekankan kepada seluruh dokter untuk memperhatikan dan mematuhi prosedur tetap (protap) dalam melakukan tindakan ke pasien.

“Kami berharapa para dokter untuk lebih berhati-hati dan taat pada prosedur yang telah ditetapkan,” paparnya.

Namun di sisi lain, ia menjelaskan situasi dan sikap dokter dalam menangani pasien pada saat kondisi emergensi. Tahap seorang dokter sebelum melakukan tindakan ke pasien harus melalui info concer, dalam arti dokter memberikan informasi ke pihak keluarganya terlebih dahulu. Informasi tersebut tidak harus tertulis, namun bisa dilakukan melalui telepon bila kondisi pasien dalam keadaan darurat.

“Info concern ke pihak keluarga pasien tidak harus tertulis, bisa dilakukan melalui telepon terkait persetujuan resiko dari tindakkan seorang dokter. Dokter itu selalu berupaya agar pasien bisa sembuh atau selamat,” jelasnya.

Salah seorang Dokter Spesialis Kandungan RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso, Widiyanto mengatakakan terkait kasus dokter di Manado, mengatakan dengan adanya kejadian tersebut, ia menekankan kepada dokter lain di daerah-daerah untuk menaati protap seorang dokter.

Kabag Perencanaan Program (PP) RSUDdr. Soediran Mangun Sumarso, Teguh Widodo mengatakan 140 pasien yang terlantar pada saat aksi solidaritas tersebut sudah dilayani pada hari ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya