KASUS DBD JOGJA : Kelurahan Sorosutan Punya Tamantik, tapi Kasus DBD Meningkat

Kasus DBD Jogja di Kelurahan Sorosutan meningkat

Harianjogja.com, JOGJA-Angka kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kelurahan Sorosutan Kecamatan Umbulharjo  justru menunjukkan peningkatan sekalipun taruna pemantau jentik (tamantik) sudah dibentuk tahun lalu. Data yang dihimpun dari kelurahan menyebutkan, pada 2013 terdapat 67 kasus DBB, 2014 sebanyak 30 kasus, dan tahun ini berkisar 50 kasus.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Lurah Sorosutan Kresna Irianto berdalih warga terkena DBD dari luar Sorosutan. “Mereka tertular di luar wilayah kelurahan, sepeti ada yang bersekolah di Bantul, terlebih Sorosutan juga berbatasan dengan kabupaten lain,” ujarnya, Jumat (23/10/2015).

Tamantik, tuturnya, terdiri dari anak usia sembilan sampai di bawah 20 tahun yang bekerja di bawah juru pemantau jentik (jumantik). Idealnya, mereka bekerja setiap minggu melakukan pemantauan ke rumah warga. Namun, mekanisme turun lapangan diserahkan kepada masing-masing RW yang berjumlah 18.

Kresna menilai, selain letak geografis, banyak pekarangan dan rumah kosong yang pemiliknya sulit dilacak, sehingga untuk membersihkan area tersebut warga melakukan kerja bakti.

Dikatakannya, setiap kali ada pertemuan warga, selalu ada sosialisasi tentang DBD dan leptospirosis. “Usaha untuk mencegah tidak putus, dan kesadaran warga pun sudah cukup baik,” ucapnya.

Maulita, 32, warga Sorosutan mengaku pernah didatangi jumantik yang melakukan pemantauan.  “Tidak seminggu sekali, sebulan sekali juga belum tentu,” ujarnya. Ia menjelaskan, kedatangan jumantik biasanya mengecek tempat atau wadah air yang ada di rumah.

Terkait fogging, Lita menuturkan belum dilakukan sama sekali pada tahun ini. Kemungkinan, kata dia, karena belum ada permintaan dari warga setempat.