SOLOPOS.COM - Nyamuk Aedes Aigypti penyebab demam berdarah. (Googleimage)

Nyamuk Aedes Aigypti penyebab demam berdarah. (Googleimage)

SUKOHARJO — Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sukoharjo mencatat angka kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) di Sukoharjo mengalami peningkatan. Hingga Sabtu (27/4/2013), tercatat ada 82 kasus DBD dan telah merenggut nyawa satu orang.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Angka tersebut tergolong tinggi, karena DKK pada 2012 lalu mencatat kasus DBD sepanjang tahun lalu mencapai 45 kasus.

Hal tersebut diungkapkan Kasi Pengendalian Penyakit Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sukoharjo, Tutik Karyaningsih, ketika ditemui Solopos.com di RM Embun Pagi, Senin (29/4/2013) selepas Rakor Penanggulangan HIV-AIDS.

Tutik mengungkapkan merebaknya kasus DBD di Sukoharjo pada 2013 ini juga dialami daerah lain di Indonesia. “Kasusnya di mana-mana. Tidak hanya di Soloraya saja, tapi di daerah lain juga. Saya rasa kejadian peningkatan kasus DBD ini tidak hanya menimpa Sukoharjo saja,” terangnya.

Penyebab utama merebaknya kasus DBD, menurut Tutik, dipengaruhi perubahan iklim yang menyebabkan musim hujan lebih panjang dari siklus yang dijadwalkan.

“Ini karena perubahan iklim. Musim hujannya datangnya molor dan tidak teratur. Ini yang membuat pertumbuhan nyamuk subur. Pergantian musim hujan dan kemarau kemudian hujan lagi itu yang menjadi pemicunya,” katanya.

Meskipun intensitas hujan sudah mulai berkurang dan kasus DBD sudah mengalami penurunan, lanjutnya, masyarakat diimbau tetap waspada.

“Masyarakat tidak boleh lengah dan selalu melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Yang paling penting adalah pemberantasan sarang nyamuk (PSN) sepekan sekali,” jelasnya.

Menurut Tutik, peta kerawanan DBD di Sukoharjo meliputi lima kecamatan antara lain Kecamatan Kartasura, Nguter, Baki, Grogol dan Bendosari.

“Tapi diluar daerah itu, daerah yang memiliki kelembaban udara tinggi, kebersihan lingkungannya minim dan banyak tempat yang memungkinkan perkembangbiakan nyamuk aides aigypti tetap harus waspada,” katanya.

Disinggung mengenai upaya DKK mengatasi lonjakan kasus DBD di Sukoharjo, Kabid P2PL DKK Sukoharjo, Bejo Raharjo, menjawab pihaknya akan lebih menggalakkan kader di daerah untuk aktif penyuluhan dan PSN. “

“Kami akan menggalakkan kader pemantau jentik dan pemuda siaga sehat di setiap desa. Disamping itu kemampuan sumber daya manusia petugas di setiap kecamatan lebih ditingkatkan untuk mengatasi DBD,” pungkasnya.

Untuk antisipasi DBD di Sukoharjo, pihak DKK sudah menyiapkan bubuk abate yang diberikan secara gratis kepada masyarakat. Obat tersebut didistribusikan ke puskesmas kecamatan. Prosedurnya warga meminta surat pengantar RT untuk mengambil abate ke puskesmas terdekat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya