SOLOPOS.COM - Ilustrasi fogging demam berdarah (JIBI/Solopos/Antara/Fikri Yusuf)

Solopos.com, SALATIGA – Sepanjang tiga bulan terakhir, tercatat 2 warga Salatiga yang meninggal akibat demam berdarah dengue (DBD). Dua kasus meninggal itu terjadi pada Januari 2024.

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Salatiga yang diterima Solopos.com kasus DBD tertinggi terjadi pada Januari, yang mencapai 128 kasus. Terdiri dari 122 kasus Demam dengue, 4 kasus demam berdarah dengue, dan 2 kasus kematian.

Promosi Tanggap Bencana Banjir, BRI Peduli Beri Bantuan bagi Warga Terdampak di Demak

Kemudian pada Februari, kasus DBD mengalami penurunan dengan hanya ada 39 kasus. Sedangkan untuk dua pekan awal Maret ini menunjukkan penurunan dengan hanya ada 18 kasus DBD.

Meski begitu, satu pekan terakhir ini kasus DBD di Salatiga kembali mengalami kenaikan.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Salatiga dr. Prasit Al Hakim mengaku ada kenaikan jumlah kasus DBD pada satu pekan terakhir ini.

Ia belum bisa mengungkapkan jumlah kasus satu pekan terakhir yang tercatat di Dinas Kesehatan Kota. Namun keterisian rumah sakit di Salatiga saat ini rata-rata penuh.

“Rata rata (Rumah Sakit) penuh. tapi untuk perawatan kasus DBD diprioritaskan,” terang Prasit saat dihubungi Solopos.com, Kamis (28/3/2024).

Untuk mencegah semakin meningkatnya angka DB di Salatiga, Prasit mengaku telah mengimbau sejumlah upaya pencegahan persebaran DBD yang dilakukan puskesmas, Dinas Kesehatan, dan kader pemantau jentik di masing-masing wilayah. Diharapkan dengan begitu kasus DBD bisa ditekan.

Sementara itu, Penjabat Wali Kota Salatiga Yasip Khasani menyebut, kasus DBD di Kota Salatiga masih dalam batas aman.

Meski begitu, pihaknya berupaya mencegah dengan foging dan penyuluhan di masyarakat.

“Kami aktifkan juga jumantik (juru pantau jentik), supaya sarang-sarang nyamuk yang berpotensi ada nyamuk itu bisa segera dibersihkan,” kata Penjabat Wali Kota.

Meskipun saat ini masih dalam tahap aman dan belum masuk dalam kejadian luar biasa (KLB), kata Yasip, pihaknya telah menyiapkan langkah kebijakan jika rumah sakit penuh.

“Kalau nanti masuk KLB kita nanti pakai Selasar, kita pakai gedung pertemuan, kita pakai untuk bangsal juga. Sehingga kapasitas (pasien) bisa bertambah, tentunya harus ijin dengan BPJS dulu,” tandas Yasip.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya