SOLOPOS.COM - Ilustrasi demam berdarah. (Solopos/Whisnupaksa Kridhangkara)

Solopos.com, KARANGANYAR — Jumlah kasus kematian akibat demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah meningkat menjadi delapan orang hingga pekan ke-20 tahun 2022.

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Karanganyar melaporkan penambahan dua kasus kematian akibat DBD hingga Mei ini. Dua kasus kematian kali terakhir terjadi pada pekan ke-17 dan pekan ke-19 tahun 2022. Namun, Dinkes melaporkan bahwa jumlah kasus DBD di Kabupaten Karanganyar menurun.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinkes Kabupaten Karanganyar terkait laporan Kewaspadaan Dini Rumah Sakit (KDRS), jumlah kasus tertinggi pada pekan ke-17. Jumlah penderita 41 orang. Pada saat itu, terjadi satu kasus kematian.

Pekan berikutnya atau pekan ke-18, jumlah kasus menurun menjadi 31 kasus. Jumlah ini terus menurun di pekan berikutnya atau pekan ke-19 menjadi 27 kasus. Namun, saat itu terjadi satu kasus kematian.

Ekspedisi Mudik 2024

Hingga pekan ke-20, jumlah kasus turun signifikan menjadi 12 kasus. Sehingga jumlah total kasus DBD Kabupaten Karanganyar hingga pekan ke-20 pada 2022 ini 457 kasus dengan delapan kasus kematian.

Baca Juga : Seorang Warga Boyolali Meninggal karena DBD, Ini Langkah Warga Setempat

Kasus DBD paling tinggi terjadi di Kecamatan Karanganyar dengan 107 kasus. Disusul Kecamatan Tasikmadu dengan 89 kasus.

Gejala & Pertolongan Pertama

Berikutnya, Kecamatan Jaten dengan 71 kasus, Kebakkramat 43 kasus, Colomadu 34 kasus, dan Mojogedang 28 kasus. Selanjutnya, Jumantono 20 kasus, Matesih 18 kasus, Gondangrejo 13 kasus, Karangpandan 7 kasus, dan Jenawi 6 kasus.

Kecamatan Kerjo, Tawangmangu, dan Ngargoyoso masing-masing 4 kasus. Lalu, Kecamatan Jatiyoso, Jatipuro, dan Jumapolo masing-masing 3 kasus.

Kepala Dinkes Karanganyar, Purwati, mengonfirmasi dua kasus kematian pasien DBD tersebut. “Memang ada penambahan satu kasus kematian DBD pada pekan ke-17 dan satu kematian pada pekan ke-19,” ujarnya beberapa waktu lalu.

Baca Juga : Saat Cuaca Ekstrem, Waspadai Tiga Penyakit Ini

Pihaknya mengimbau masyarakat agar menggiatkan gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN). “Masyarakat secara komunitas menggiatkan kembali PSN sepekan sekali secara rutin, serentak, dan menyeluruh baik di dalam maupun di luar rumah. Melalui program tilik tonggo yang sistemnya sudah terbentuk di setiap RT,” imbaunya.

Ia juga mengingatkan masyarakat agar waspada dan peduli terhadap gejala penyakit yang disebabkan gigitan nyamuk aedes aegypti tersebut.

Gelaja itu antara lain, demam tinggi dan tidak turun bila diberikan obat penurun panas. Gejala ini patut dicurigai sebagai DBD sehingga harus segera diperiksakan ke dokter atau fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan kepastian diagnosa dan pengobatan yang tepat.

Ketika gejala ini muncul tidak perlu menunggu sampai timbulnya bintik-bintik merah pada kulit, apalagi sampai terjadi mimisan. Sebab kondisi ini sudah parah.

Baca Juga : Dua Balita di Karanganyar Meninggal karena DBD, Pemkab Giatkan Fogging

Sebelum mendapatkan pertolongan tenaga kesehatan berikan minum air yang banyak untuk menjaga agar pembuluh darah tetap lentur sehingga perdarahan dapat dicegah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya