SOLOPOS.COM - ILUSTRASI (FOTO/smoothasia.com)

Solopos.com, GUNUNGKIDUL — Sebanyak 302 warga di Kabupaten Gunungkidul, DI Yogyakarta, terjangkit demam berdarah dengue (DBD) selama Januari hingga Juni 2022. Bahkan, tiga orang di antaranya meninggal dunia setelah terjangkit DBD.

Data dari Dinas Kesehatan Gunungkidul, hingga Kamis (23/6/2022) ada 302 warga terjangkit DBD. Jumlah ini lebih banyak dibandingkan kasus sepanjang 2021 yang hanya 189 kasus.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Potensi penambahan kasus masih sangat mungkin terjadi. Terlebih sekarang terjadi anomali cuaca atau kemarau basah. Sehingga potensi serangan juga masih tinggi.

Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul, Dewi Irawaty, mengatakan DBD merupakan penyakit musiman yang marak saat musim penghujan. Oleh karena itu, masyarakat diminta mewaspadai potensi penyakit yang disebabkan gigitan nyamuk Aedes Aegepty itu.

Baca Juga: Pakai Sandal Jepit, Ratusan Pengendara Motor di Gunungkidul Ditegur

Menurut dia, tahun ini ada kecenderungan kenaikan karena jumlahnya lebih banyak ketimbang kasus pada 2021. Sebagai gambaran, tahun lalu jumlah warga terserang sebanyak 189 orang. Sedangkan hingga pertengahan tahun ini sudah ada 302 orang yang terjangkit DBD, tiga di antaranya meninggal dunia.

“Rinciannya, 174 kasus penderita laki-laki dan perempuan sebanyak 128 kasus,” kata Dewi kepada wartawan, Kamis.

Meski ada kenaikan, namun dari sisi jumlah belum sebanyak seperti di 2020 lalu yang mencapai 975 kasus.

“Mudah-mudahan bisa terkendali dan penambahannya tidak banyak,” ujarnya.

Baca Juga: Miris! 328 SD di Gunungkidul Kekurangan Murid,2 SD Tak Dapat Murid Baru

Dia menambahkan penyakit musiman seperti DBD atau leptospirosis erat kaitannya dengan kebersihan lingkungan. Untuk itu, ia meminta masyarakat menjaga kersihan serta terus menjalankan pola hidup sehat.

“Upaya penanggulangan sangat butuh partisipasi dari masyarakat,” katanya.

Pencegahan DBD

Dewi menjelaskan untuk pencegahan DBD bisa dilakukan dengan berbagai cara dan tahapan. Hal paling lazim dilaksanakan dengan menutup, menguras dan mengubur benda-benda yang bisa menjadi sarang kembang biak nyamuk. Selain itu, agar pencegahan dapat optimal harus ada satu orang pemantau jentik nyamuk.

“Kami akan terus lakukan sosialiasi dalam pencegahan agar penyakit DBD tidak terus bertambah,” katanya.

Baca Juga: Hama Tikus Meresahkan Petani Gunungkidul, Belasan Burung Hantu Dilepas

Anggota Komisi D DPRD Gunungkidul, Ari Siswanto, berharap kepada dinas kesehatan untuk terus mensosialisasikan ke masyarakat untuk penanggulangan. Menurut dia, langkah ini sebagai pengingat bahwa ancaman penyakit DBD tetap meski jumlah kasus tetap ada setiap tahunnya.

“Sosialisasi sangat penting karena sebagai upaya untuk penanggulangan sehingga kasus tidak terus bertambah. Selain itu, kasus corona sudah melandai sehingga fokus bisa digunakan untuk penanggulangan penyakit lainnya,” katanya.

Berita ini telah tayang di Harianjogja.com dengan judul Baru Tengah Tahun, Kasus DBD Gunungkidul Sudah Lampaui Kejadian 2021

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya