SOLOPOS.COM - Ilustrasi virus corona. (Vecteezy)

Solopos.com, SOLO — Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo mengakui jumlah kasus konfirmasi positif Covid-19 terus menurun dalam beberapa pekan terakhir. Kendati begitu, DKK tetap tidak menurunkan kewaspadaan.

Berdasarkan pola grafik pandemi Covid-19, masih mungkin terjadi lonjakan lagi yang akan menjadi gelombang III ledakan kasus Covid-19 pada Desember 2021-Januari 2022 mendatang. Ledakan itu harus diantisipasi terutama karena ada libur Natal dan Tahun Baru.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Melihat polanya, sesuai data Kementerian Kesehatan, gelombang I lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia terjadi pada November 2020-Januari 2021, Pemicunya mobilitas penduduk saat Libur Natal dan Tahun Baru. Untuk menekan lonjakan kasus pemerintah mengambil kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Baca Juga: Putri Gus Dur Sebut Intoleransi di Solo Ibarat Api dalam Sekam

Selanjutnya, gelombang II terjadi pada Mei-Juli 2021 dengan pemicu juga pergerakan penduduk pada musik libur Lebaran dan persebaran varian Delta. Pada gelombang II ini pemerintah menerapkan PPKM Darurat dan PPKM Level untuk menekankan pertambahan kasus.

Gelombang III diperkirakan terjadi pada Desember 2021 dengan penyebab pelonggaran PPKM dan Libur Natal dan Tahun Baru. Lonjakan gelombang III ini patut diwaspadai jangan sampai pengalaman kasus pada puncak gelombang II terjadi lagi.

Pada puncak lonjakan gelombang II yang terjadi pada Juni-Juli lalu, jumlah kasus Covid-19 aktif mencapai ribuan orang sampai bed isolasi RS penuh. Kebutuhan oksigen juga meningkat yang tak bisa diimbangi dengan produksi sehingga RS maupun masyarakat kesulitan mendapat oksigen medis.

Baca Juga: Besok Dibuka, Belasan Ribu Tenant Siap Ramaikan Solo Great Sale 2021

Tenaga Kesehatan Tetap Siaga

Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo, Siti Wahyuningsih, mengingatkan masyarakat agar tidak lengah supaya gelombang III, seandainya terjadi, tidak akan separah gelombang II.

“Protokol kesehatan harga mati. Capaian vaksinasinya tinggi, kalau tidak taat protokol kesehatan ya akan jebol lagi. Kuncinya di kita, masyarakat,” ucap Ning, sapaan akrabnya, kepada wartawan, Rabu (29/9/2021).

Ning menyebut pemerintah tetap menyiapkan sarana-prasarana, alat medis, dan tenaga kesehatan agar terus siaga kendati jumlag kasus Covid-19 sudah turun. Potensi lonjakan kasus bisa muncul dari sejumlah pelonggaran yang direncanakan pemerintah dalam waktu dekat.

Baca Juga: Anjuran Poligami Dicabut, DPD PKS Solo: Jangan Bikin Kontroversi Ya!

Pelonggaran itu antara lain pelaksanaan resepsi pernikahan dan konser musik maupun event sejenis yang mengundang kerumunan.

“Kalau diatur duduknya tanpa jaga jarak, tidak pakai masker, ya sangat mengkhawatirkan memunculkan kasus baru. Kami tetap standby, jangan sampai momen Juli itu terjadi lagi. Oksigen kurang, kamar kurang, sampai banyak yang meninggal dunia di IGD,” bebernya.

Pada lonjakan gelombang II lalu, jumlah tempat tidur isolasi diperbanyak hingga lebih dari 1.000 unit. Padahal pada hari-hari biasa hanya separuh dari angka itu. Bahkan, pada lonjakan gelombang I, jumlah tempat tidur tak sampai seribu unit.

“Kami kan enggak ingin kejadian serupa terulang lagi. Boleh dibilang lonjakan gelombang kedua lebih buruk dari gelombang pertama. Semoga kalaupun nanti datang gelombang ketiga, kami sudah lebih siap secara alat dan tenaga kesehatan,” jelas Ning.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya