SOLOPOS.COM - Salah seorang pengunjung taman kuliner, Purwodadi, Grobogan, menjalani swab tes antigen oleh petugas tim gabungan, Satgas Covid-19, TNI, dan Polri, Jumat (27/8/2021) malam. (Solopos.com-Humas Polres Grobogan)

Solopos.com, SOLO — Pemerintah telah melakukan pelonggaran terhadap kegiatan ekonomi masyarakat seiring kebijakan PPKM Level 1-3 di beberapa wilayah di Indonesia.

Minggu ini, di Jawa Bali terdapat penambahan wilayah aglomerasi yang masuk ke Level 3, yakni Malang Raya dan Soloraya. Dengan demikian, wilayah yang masuk ke dalam level 3 adalah aglomerasi Jabodetabek, Bandung Raya dan Surabaya Raya, Malang Raya dan Soloraya.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Baca Juga: Mengenal Lebih Dekat Geo Dipa Energi, BUMN Pengelola Energi Panas Bumi di Dieng

Penurunan level PPKM di beberapa daerah adalah hasil upaya bersama pemerintah dan masyarakat, dalam bekerja sama menaati peraturan, disiplin protokol kesehatan, menggencarkan vaksinasi, serta penguatan 3T.

“Data juga menunjukkan, secara nasional kasus konfirmasi harian terus berkurang, tingkat kematian menurun, dan tingkat kesembuhan kasus COVID-19 makin tinggi. Per 30 Agustus, tingkat kesembuhan kita berada di angkat 91,8%. Bapak Presiden menyebutkan, rata-rata BOR (Bed Occupancy Rate atau tingkat keterisian ranjang rumah sakit) nasional juga sudah berada di sekitar 27%. Tren positif ini adalah buah ikhtiar kita semua yang patut disyukuri,” ungkap Menteri Komunikasi dan Informatika, Johnny G. Plate dalam rilis tertulisnya yang diterima Solopos.com pada Selasa (31/8/2021).

Baca Juga: Ditegur Mendagri Soal Insentif Nakes, Bupati Madiun: Sudah Dibayar

Namun demikian, dia mengingatkan, perkembangan dan pergerakan Covid-19 masih bersifat dinamis dan fluktuatif. Karena itu, masyarakat diimbau agar tidak terjebak dalam euforia, tetap waspada, dan tidak lengah. Pemerintah bersama TNI dan Polri juga berkomitmen terus memonitor perkembangan situasi di setiap daerah secara rutin dan merespon cepat dinamika yang terjadi di lapangan.

“Meski pemerintah menjalankan beberapa penyesuaian pembukaan kegiatan, kami berharap masyarakat tetap membatasi mobilitas, keluar hanya saat betul-betul diperlukan, dan menghindari kerumunan. Selain itu, protokol kesehatan harus tetap dijaga ketat,” ujar dia.

Belajar dari India

Masyarakat Indonesia diharapkan dapat belajar dari pergerakan Covid-19 di negara lain, yang barubaru ini mengalami lonjakan kasus karena warga berkerumun dalam festival akbar di Kerala, India
Selatan.

Terdapat peningkatan 46.759 kasus infeksi baru virus COVID-19 di India hari Sabtu (28/8/2021) setelah perhelatan festival di Kerala. Dari data yang dilaporkan Dinas Kesehatan Kerala, 70% kasus baru Covid-19 berasal dari warga yang hadir di festival lokal tersebut. Angka ini juga dikatakan sebagai lonjakan pada level tertinggi dalam dua bulan terakhir di India.

Baca Juga: Aksi Polwan Grobogan Bantu Air Bersih Warga Desa Karangrejo

Melihat yang terjadi di India tersebut, pemerintah mengajak masyarakat agar jangan lengah dan jangan kendor protokol kesehatan.

“Sudah banyak sumber daya yang dikeluarkan oleh pemerintah dan masyarakat untuk menekan angka kasus konfirmasi Covid-19. Kita sudah berjuang dan menahan kegiatan, dalam rangka mengendalikan pandemi yang panjang ini. Jangan sampai semuanya menjadi sia-sia karena kita lengah dan tidak disiplin,” katanya.

Baca Juga: Bagaimana Hukum Pinjaman Online Menurut Islam?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya