SOLOPOS.COM - Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo. (Instagram)

Solopos.com, SOLO -- Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo membuka peluang lockdown skala lokal di Kota Bengawan menyusul melonjaknya jumlah kasus positif Covid-19 dalam beberapa hari terakhir.

Catatan Solopos.com, dalam dua hari terakhir, jumlah kasus Covid-19 di Kota Solo terus melonjak. Selain itu, klaster-klaster baru penularan virus corona juga bermunculan.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Solo mencatatkan 29 kasus baru pada Rabu (15/7/2020). Sehari sebelumnya atau pada Selasa (14/7/2020) juga ada tambahan 18 orang. Pada Kamis (16/7/2020), bertambah lagi 23 kasus.

4 Nakes Positif Corona, Puskesmas Jayengan Solo Tutup Sepekan

Tambahan kasus baru itu terbagi menjadi beberapa klaster, meliputi Klaster Kupat Tahu, Klaster Pasar Harjodaksino, Klaster Penumping-Karangasem, dan Klaster Nakes RSUD dr Moewardi. Selain itu, terdapat pula kasus pengembangan dari tracing dan kasus mandiri.

Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo, membuka peluang karantina atau lockdown lokal di wilayah temuan kasus-kasus itu. Klaster Kupat Tahu, misalnya, berpusat di Kelurahan Purwosari, Kecamatan Laweyan.

Begitu pula Klaster Pasar Harjodaksino dan Penumping-Karangasem. Selain itu, Wali Kota juga membuka kemungkinan karantina kelurahan dengan jumlah kasus tertinggi, seperti Jebres dan Mojosongo.

Solo Tambah Lagi 23 Kasus Positif Covid-19, Nakes Masih Mendominasi

“Kami sudah pernah melakukan karantina wilayah saat Klaster Joyotakan dulu dan berhasil. Terputus rantainya, enam orang sembuh semua. Kemudian Pembatasan Kegiatan Masyarakat [PKM] sebenarnya juga sudah kami lakukan,” kata dia kepada wartawan, Kamis (16/7/2020).

Namun demikian, kata Wali Kota Solo itu, kegiatan yang paling penting untuk mengiringi karantina atau lockdown lokal itu adalah tracing yang dilanjutkan uji swab. Tracing ini untuk kontak erat dan kontak dekatnya.

Lingkup RT/RW

Karantina wilayah tersebut bisa hanya menyasar lingkup RT/RW atau tidak seluruh wilayah kelurahan karena terlalu luas. Namun, karantina seluruh kelurahan bisa dilakukan jika kasusnya terlampau tinggi.

Rekor! Positif Covid-19 Boyolali Catat Penambahan 32 Kasus Baru

Rudy mengatakan tengah memetakan lokasi mana saja di Kota Solo yang bisa menerapkan lockdown lokal. “Jebres, Mojosongo, Purwosari, nanti akan kami cek. Gabungan RT/RW diisolasi agar tidak menyebar virusnya,” beber Rudy.

Ia mengaku prihatin dengan munculnya klaster-klaster baru itu. Namun, tidak semuanya murni transmisi lokal. Salah satunya Klaster Penumping-Karangasem.

Klaster itu merupakan pengembangan dari pasien anak asal Semarang yang berkunjung ke Solo. Dia terkonfirmasi positif kemudian dirawat di salah satu rumah sakit swasta di Solo.

Teguh Prakosa Soal Berpasangan Dengan Gibran di Pilkada Solo: Saya Pernah Muda, Jadi Luwes Saja

Selain lockdown lokal, Wali Kota Solo itu menyebut kesadaran masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan juga penting dilakukan agar tidak muncul klaster lain. Gugus Tugas terus menolak izin kegiatan yang kemungkinan mendatangkan kerumunan.

“Taman Jaya Wijaya ditutup sementara karena membandelnya masyarakat. Kami barikade dengan separator dari Dinas Perhubungan [Dishub) biar enggak ada yang masuk,” kata dia.

Aman Dari Covid-19, PGS Solo Tetap Buka Dengan Protokol Kesehatan

Ihwal klaster nakes RSUD dr Moewardi, Rudy mengaku sangat menyayangkan. Sebagai benteng terakhir melawan virus SARS CoV-2, terpaparnya nakes adalah kekalahan rakyat.

“Nakes adalah benteng terakhir yang merawat masyarakat yang terpapar virus. Kalau nakesnya bertumbangan nanti yang merawat masyarakat siapa. Makanya bareng-bareng menerapkan protokol kesehatan demi diri sendiri dan orang lain,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya