SOLOPOS.COM - Ilustrasi virus corona penyebab Covid-19. (Freepik.com)

Solopos.com, SUKOHARJO — Kasus Covid-19 di Sukoharjo mengalami peningkatan sejak pekan lalu. Dinas Kesehatan Kabupaten Sukoharjo tegaskan penerapan protokol kesehatan jangan sampai diabaikan.

Kenaikan kasus Covid-19 per hari di Sukoharjo mencapai 12 kasus sejak pekan terakhir Oktober 2022.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Hal itu seperti disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sukoharjo, Tri Tuti Rahayu melalui Kepala Bidang (Kabid) Penanggulangan Penyakit Menular (PPM) DKK Sukoharjo, Bejo Raharjo.

“Saat ini masih naik dari bulan September 2022 rata-rata kasus harian 7 kasus kemudian pada Oktober 2022 meningkat 8 kasus per hari. Pada pekan akhir Oktober 2022 menjadi rata-rata 12 kasus per hari,” terang Bejo saat ditemui di kantornya, Rabu (2/11/2022).

Kenaikan tersebut diperkirakan lantaran banyaknya kegiatan hiburan yang kini marak digelar.

Baca juga: KPAI Rekomendasikan BPOM Tingkatkan Pengawasan Jajanan di Kantin Sekolah

Sementara masyarakat mulai melalaikan tangungjawab menjaga kesehatan seperti tidak menggunakan masker dan mulai meninggalkan kebiasaan mencuci tangan menggunakan sabun.

Padahal setiap ditemukan varian baru menurutnya kasus pasien terinfeksi pasti mengalami peningkatan. Hanya seberapa besar angka kenaikan tergantung dari penerapan protokol kesehatan oleh masyarakat.

“Bagi masyarakat yang mobilitasnya bisa dikurangi silakan dikurangi. Karena sekarang mungkin cuci tangan tinggal wadahnya saja, belum lagi di akhir tahun nanti akan banyak yang mudik,” terang Bejo.

Peningkatan kasus covid-19 di Sukoharjo memang terjadi. Namun, berkaitan dengan varian baru covid-19 di Sukoharjo pihaknya belum melakukan pengecekan genom.

Karena hal tersebut menjadi kewenangan kementerian kesehatan. Di samping itu dalam satu kali pengecekan genom membutuhkan biaya Rp15 juta dengan waktu pengecekan selama dua pekan.

Baca juga: Kasus Covid Masih Ada di Sukoharjo di 2022, Anggaran Diambil dari Asuransi

“Virus ini tidak perlu bikin galau karena virus ini akan bermutasi terus menerus agar virus bertahan hidup. Mutasi lebih cepat jika semakin banyak [penularan] dan cepat berpindah. Masyarakat tidak perlu resah karena virus semakin lemah yang penting masyarakat saling menjaga terutama kepada kelompok rawan,” terang Bejo.

Walaupun masyarakat kelompok rawan seperti masyarakat lanjut usia (lansia) tidak melakukan aktivitas di luar tetapi kerabat seperti anak dan cucu yang memiliki mobilitas berkegiatan tinggi akan memberikan potensi penularan.

Saat ini gejala yang banyak ditemukan hanya seperti batuk pilek saja tanpa mengalami sesak nafas, namun tetap berbahaya bagi kelompok rentan yang memiliki kormobid.

Apalagi saat ini cakupan vaksinasi booster kepada lansia di Sukoharjo terbilang rendah. Bagi masyarakat nonkelompok rawan diharapkan untuk tidak egois, mereka diminta memperhatikan kelompok rawan terutama yang masih dalam lingkup keluarga.

“[Stok vaksin di Sukoharjo sempat kosong namun] sejak Jumat pekan lalu kami sudah dapatkan 5.000 dosis vaksin lagi. Hanya pelayanan vaksinasi di MPP kami buka mulai Kamis (3/11/2022),” terang Bejo.

Baca juga: Nakes Puskesmas di Sukoharjo Absen Vaksinasi Booster 2, Ini Penyebabnya

Sementara itu Direktur RSUD Ir. Soekarno Sukoharjo, Yunia Wahdiyati menyampaikan selama 2022 kasus meninggal akibat Covid-19 di RSUD mencapai 33 kasus.

Pada triwulan pertama kasus suspek mencapai 83 kasus dengan konfirmasi positif Covid-19 di Sukoharjo mencapai 204.

Sementara pada triwulan kedua kasus suspek mencapai 65 kasus dan konfirmasi positif Covid-19 mencapai 6 kasus. Sementara pada triwulan ketiga kasus suspek sebanya 89 kasus dan 41 kasus terkonfirmasi positif.

“Covid-19 memang kahir-akhir ini dari hasil lab PCR misalnya dari 12 yang diperiksa 11 positif, 7 yang diperiksa 4 positif, 5 diperiksa 4 positif. Ini memang tren dari hasil pemeriksannya meningkat akhir-akhir ini. Tetapi di antara mereka banyak juga yang gejalanya ringan,” terang Yunia.

Baca juga: Covid 19 Varian XBB Terdeteksi di Indonesia, Dinkes Boyolali: Jangan Abai

Dari gejala tersebut mereka harus betul-betul tinggal di rumah dan istirahat, sementara gejala demam dan sakit kepala mendominasi.



Dari beberapa kasus pasien Covid-19 meninggal yang ditemukan di Sukoharjo beberapa faktor menjadi penyebab di antaranya karena adanya komorbid, riwayat belum divaksin, hingga lansia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya