SOLOPOS.COM - Wujud 3D virus corona. (Istimewa/Detik.com)

Solopos.com, KLATEN – Angka kasus Covid-19 di Kabupaten Bersinar masih tinggi selama pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM), dengan didominasi kontak erat sebagai sumber persebaran.

Masih tingginya angka kasus Covid-19 di Klaten itu ditunjukkan seperti jumlah kasus terkonfirmasi positif Covid-19 menjelang akhir pekan lalu. Selama dua hari berturut-turut, penambahan angka kasus Covid-19 lebih dari 100 kasus dalam sehari.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pada Jumat (29/1/2021), kasus Covid-19 di Klaten kembali meledak dengan penambahan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 sebanyak 200 orang dan angka penambahan kasus pasien terkonfirmasi positif Covid-19 meninggal dunia sebanyak 10 orang.

Baca juga: PPKM, Kasus Covid-19 di 3 Kabupaten/Kota di Jateng Ini Tetap Melonjak

Ekspedisi Mudik 2024

Angka kesembuhan pada Jumat juga tinggi dengan 76 orang dinyatakan sembuh.

Sementara, pada Sabtu (30/1/2021), penambahan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 sebanyak 126 orang dan penambahan kasus pasien meninggal dunia 9 orang. Angka pasien yang dinyatakan sembuh pada Sabtu juga tinggi sebanyak 103 orang.

Antrean Panjang

Tim Ahli Satgas Penanganan Covid-19 Klaten, Ronny Roekmito, mengatakan penambahan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 pada Jumat dan Sabtu dari pasien yang sebelumnya sudah melakukan pengambilan sampel swab test pada 13-15 Januari 2021.

“Kalau dirunut, itu berarti terinfeksi sebelum PPKM. Karena masa inkubasi itu 10-14 hari terpapar Covid-19. Karena antre panjang, hasil pengujian sampel baru diterima kemarin,” kata Ronny saat berbincang dengan Solopos.com, Minggu (31/1/2021).

Soal pola sumber penularan, Ronny menjelaskan masih sama dengan sebelum PPKM diberlakukan yakni didominasi kontak erat dan transmisi lokal.

Baca juga: Sudah Punya GeNose, Tes Saliva Juga akan Dipakai Pemerintah? Ini Jawaban Satgas Covid-19

Atas kondisi itu, Ronny menduga protokol belum dijalankan dengan baik oleh sebagian orang yang menjalani isolasi mandiri. Ronny menjelaskan hingga saat ini sebagian besar atau sekitar 80 persen pasien terkonfirmasi menjalani isolasi mandiri di rumah masing-masing.

Sisanya, mereka menjalani isolasi di rumah isolasi komunal di Edotel SMKN 3 Klaten serta rumah sakit.

Belum berjalan dengan baik isolasi mandiri di rumah itu lantaran belum ada kedisiplinan dari sebagian pasien yang menjalani isolasi mandiri. Mereka masih berinteraksi secara langsung dengan anggota keluarga bahkan ditengarai ada yang keluar rumah saat menjalani isolasi mandiri.

“Ada yang menjalani isolasi mandiri di rumah itu tidak disiplin, baik dari anggota keluarga maupun penderita. Betul ada yang sampai keluar rumah kemudian ada yang keluarganya itu masih berinteraksi langsung dengan penderita. Keluarganya itu kemudian keluar rumah dan berinteraksi dengan tetangga. Kami analisis tidak terputusnya rantai penularan salah satunya karena itu. Maka kami usulkan yang terkonfirmasi itu diberi tanda [seperti gelang],” ungkap dia.

Komunitas Kecil

Ronny menjelaskan isolasi mandiri berbeda dengan karantina. Orang yang terkonfirmasi positif Covid-19 semestinya sama sekali tak berinteraksi langsung dengan orang lain selama menjalani isolasi.

Penyebab lain yang ditengarai membuat angka kasus Covid-19 stabil tinggi yakni belum disiplinnya penerapan protokol kesehatan pada komunitas kecil masyarakat seperti di tingkat RT/RW.

“Atau dalam bentuk jagongan kecil. Masih ada dalam tanda kutip nyepeleke dan terutama mereka yang muda. Mereka tidak bergejala dan yang menjadi korban adalah Lansia yang punya komorbid. Sehingga angka kematian tinggi sampai sekarang tinggi terus,” jelas dia.

Baca juga: Bukan Vaksinasi, Pemutus Rantai Penularan Covid-19 Tetap dengan Prokes

Koordinator Bidang Penanganan Kesehatan Satgas Penanganan Covid-19 Klaten, Cahyono Widodo, mengatakan jumlah kumulatif kasus Covid-19 di Klaten pada Sabtu (30/1/2021) menjadi 4.870 orang.

Dari jumlah tersebut, 740 orang menjalani perawatan/isolasi mandiri, 3.856 orang sembuh, dan 274 orang meninggal dunia.

“Kami menekankan kepada masyarakat untuk lebih disiplin menaati protokol kesehatan yakni memakai masker dengan baik, menjaga jarak, menghindari kerumunan, mengurangi mobilitas, serta mencuci tangan dengan sabun di air mengalir,” kata Cahyono.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya