SOLOPOS.COM - Seorang pengendara melintas di depan kantor Desa Mendak, Delanggu, Kamis (3/9/2020). Kantor desa tersebut ditutup sementara pascasejumlah perangkat desa (perdes) menjalani tes swab di Puskesmas Delanggu. (Ponco Suseno/Solopos)

Solopos.com, KLATEN — Kantor Desa Mendak ditutup, Kamis (3/9/2020). Hal itu menyusul meningkatnya kasus pasien positif Covid-19 yang bermula dari pabrik garmen di daerah setempat.

96 Warga di Wonosari Klaten Ikut Tes Swab Massal

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Berdasarkan informasi yang dihimpun Solopos.com, penambahan pasien positif Covid-19 di Delanggu mencapai 18 orang dalam sehari, yakni Rabu (2/9/2020). Di luar angka tersebut, penambahan pasien positif Covid-19 di tingkat Kabupaten Klaten mencapai 66 orang. Sebanyak 31 orang dari jumlah tersebut diduga terpapar virus corona dari klaster pabrik garmen di Mendak.

Hingga sekarang, Kepala Desa (Kades) Mendak, Agung Hartana juga terpaksa menjalani karantina di rumahnya di Mendak selama dua pekan terakhir. Agung Hartana menjalani karantina menyusul telah kontak erat dengan kasus terkonfirmasi positif Covid-19. Istri Agung Hartana yang bekerja di pabrik garmen di Mendak tersebut terpapar virus corona, beberapa waktu lalu.

Gibran dan Teguh Akhirnya Bertemu Achmad Purnomo di Rumah Jl Bhayangkara Solo, Rudy Terharu…

“Mulai siang ini, kantor desa di Mendak ditutup. Total perangkat desa (perdes) di Mendak mencapai tujuh orang. Jumlah itu sudah termasuk saya selaku kades. Ini tadi, seluruh perdes menjalani tes swab di Puskesmas Delanggu. Makanya, kantor desa ditutup hingga 14 September mendatang. Urusan surat-menyurat di-handle pemerintah kecamatan,” kata Agung Hartana, kepada Solopos.com, Kamis (3/9/2020).

Terpisah, Pelaksana Tugas (PLt) Camat Delanggu, Jaka Suparja, mengatakan di tingkat Gusgas PP Covid desa sudah dibahas tentang berbagai usulan menyikapi meluasnya jumlah karyawan pabrik garmen di Mendak yang terpapar virus corona. Jumlah karyawan di pabrik garmen di Mendak mencapai 1.338 orang. Dari angka tersebut, sedikitnya 31 karyawan sudah terpapar virus corona.

“Hari ini, saya akan mengikuti rapat koordinasi (rakor) dengan Gusgas PP Covid-19 di kabupaten [guna membahas apakah pabrik perlu ditutup atau tidak sebagai pencegahan persebaran virus corona]. Yang memiliki kewenangan menutup pabrik berada di tingkat kabupaten,” katanya.

Per hari 1 Dokter Meninggal Akibat Covid-19, Kapan Pandemi Berakhir?

Aktivitas Seperti Biasa

Meski jumlah pasien positif Covid-19 dari pabrik garmen di Mendak cenderung meningkat, warga di sekitar pabrik tetap beraktivitas seperti biasa. Beberapa warga tetap menjalankan usahanya meski sudah mengetahui puluhan karyawan di pabrik garmen di Mendak sudah terkonfirmasi positif Covid-19.

“Sebenarnya juga dilema. Kalau tidak kerja tidak bisa makan. Jika kerja, situasinya seperti ini. Gara-gara kasus positif Covid-19 di sini bertambah, pesanan kusen di tempat saya juga berkurang. Banyak yang menunda. Jumlahnya mencapai 10 orang,” kata salah seorang warga sekaligus pemilik usaha mebel dari kayu jati tak jauh dari kantor desa dan pabrik garmen di Mendak, yakni Budi.

Hal senada dijelaskan Ketua RW 003 Mendak, Sumanto. Sebagai upaya pencegahan persebara virus corona di daerahnya, warga mulai membatasi keluar-masuk dengan memberlakukan satu pintu.

Buruh Sukoharjo Tolak Omnibus Law RUU Cipta Lapangan Kerja, Ini Poin-Poin Tuntutannya

“Jalan di kampung ditutup sementara. Hanya ada satu jalan utama. Akses mulai ditutup, Senin kemarin,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya