SOLOPOS.COM - BPBD Karanganyar menyemprotkan disinfektan di Pasar Jambangan, Mojogedang, Senin (8/3/2021). (Solopos/Sri Sumi Handayani)

Solopos.com, KARANGANYAR -- Pasar Jambangan di Kecamatan Mojogedang, Karanganyar, akan buka kembali pada Selasa (9/3/2021) malam setelah sempat tutup karena ada kasus Covid-19.

Kebijakan itu diambil untuk memfasilitasi pedagang berberonjong yang kulak setiap malam hingga dini hari. Sebelumnya, Dinas Perdagangan Tenaga Kerja Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Disdagnakerkop dan UKM) Karanganyar menutup sementara Pasar Jambangan pada Senin-Selasa (8-9/3/2021).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Penutupan sementara pasar tradisional itu karena lima orang pedagang meninggal, beberapa di antaranya terkonfirmasi positif Covid-19. Kepala Pasar Jambangan, Suwadi, menyampaikan hendak membuka kembali pasar tersebut, Rabu (10/3/2021) pagi.

Baca Juga: Penembakan Mobil Bos Duniatex: Dilimpahkan ke Kejari Solo, Tersangka Isolasi Mandiri

Ekspedisi Mudik 2024

Tetapi, rencana penutupan Pasar Jambangan, Karanganyar, itu berubah karena sejumlah pedagang mengeluh. Terutama pedagang yang berjualan pada malam hingga dini hari.

"Kasihan mereka ini. Sudah mengeluh. Padahal penghasilan mereka ini hanya malam hari. Mereka melayani pembeli beronjong. Rencana mau saya buka Rabu pagi [tidak jadi]. Ini nanti saya buka pukul 19.00 WIB [Selasa malam]. Supaya mereka bisa melayani pembeli yang kulak pada pukul 00.00 WIB," ujar Suwadi saat dihubungi Solopos.com, Selasa.

Perketat Protokol Kesehatan

Selain mengambil kebijakan itu, Suwadi mengaku akan lebih memperketat penerapan protokol kesehatan di lingkungan pasar. Ia menegaskan kepada pedagang agar tidak nekat berjualan dalam kondisi badan sakit. Pedagang diharapkan memiliki kesadaran masing-masing.

Baca Juga: Walah, Pasien Covid-19 Ngamuk di RS Wonogiri, Polisi Sampai Turun Tangan

"Total pedagang di sini [Pasar Jambangan] itu 581 pedagang. Kami arahkan kalau sakit, tidak enak badan ya enggak usah jualan. Libur dulu. Kalau sudah sehat silakan berjualan lagi. Ini upaya ingin memutus rantai persebaran Covid-19. Kudu disiplin. Saya harus keras. Tapi di sisi lain sungkan," ungkapnya.

Sementara itu, Suwadi membenarkan lima orang pedagang Pasar Jambangan, Karanganyar, meninggal. Menurutnya, lima pedagang itu memiliki penyakit tertentu. Menurut Suwadi, lima orang pedagang itu meninggal dalam kurun waktu Februari hingga Maret.

"Ada warga Pereng, Mojogedang; Pojok, Mojogedang; Kerjo; dan Sragen. Warga Pereng itu ada yang memiliki riwayat asma kemudian mendadak meninggal," tuturnya.

Baca Juga: Mendadak Pingsan Saat Hendak Divaksin, Warga Lansia Sukoharjo Meninggal 

Lelaki yang mengaku akan pensiun satu tahun lagi itu menyampaikan pedagang Pasar Jambangan akan mengikuti tes swab PCR Covid-19 secara bertahap. Saat ini, katanya, tes swab PCR Covid-19 yang dilaksanakan Puskesmas Mojogedang 2 dengan memprioritaskan warga Desa Pereng yang berjualan di Pasar Jambangan.

Sembilan Kasus

"Sementara khusus warga Pereng yang berdagang di Pasar Jambangan. Yang lain katanya bertahap. Tetapi kalau pedagang dari luar Karanganyar, saya tidak tahu," ujarnya.

Sementara itu, Sekretaris Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Karanganyar, Purwati, membenarkan bahwa terjadi kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Pasar Jambangan, Karanganyar.

Baca Juga: Deretan Kuliner Khas Wonogiri yang Dirindukan Kaum Boro, Dari Nasi Thiwul Hingga Tempe Besengek

Data yang ia terima ada sembilan kasus Covid-19 di Pasar Jambangan sejak 17 Januari hingga 7 Maret. Data tersebut dihimpun Dinkes Karanganyar hanya dari satu puskesmas, yakni Puskesmas Mojogedang 2.

"Jadi ada sembilan kasus terkonfirmasi positif Covid-19. Itu perinciannya satu orang meninggal, dua orang dirawat di rumah sakit, satu orang isolasi mandiri, dan lima orang sembuh. Lalu satu orang lagi pedagang meninggal tetapi ia belum sempat swab test PCR Covid-19," tutur Purwati saat dihubungi Solopos.com, Selasa.

Data Berbeda

Data itu berbeda apabila dibandingkan dengan data yang dihimpun Solopos.com dari kecamatan, pemerintah desa, dan kepala pasar. Hal itu wajar karena Dinkes Karanganyar hanya merangkum kasus dari satu puskesmas. Padahal pedagang yang meninggal tercatat tinggal dari sejumlah wilayah.

Baca Juga: Bak Adegan Film Silat, Polisi Bekuk Orang Gangguan Jiwa Bersenjata Pedang Di Pedan Klaten

Mereka yakni Sm, pedagang buat berasal Desa Pereng, Mojogedang, Karanganyar. Pedagang ayam potong, Sp, warga Desa Pojok, Kecamatan Mojogedang, Karanganyar. Penjual mainan, St, warga Desa Pereng, Mojogedang, Karanganyar.

Lalu penjual kelapa, Sp, warga Desa Kwadungan, Kecamatan Kerjo, Karanganyar. Terakhir, penjual grabatan, CS, warga Desa Mojodoyong, Kecamatan Kedawung, Sragen.

"Yang warga Pojok, Kerjo, dan Kedawung ini kan puskesmas [Mojogedang 2] tidak tahu. Kan bukan wilayah kerjanya. Jadi itu yang membuat perbedaan data. Kalau pendataan dari kepala pasar kan menyeluruh. Tapi yang jelas lima pedagang meninggal itu betul," tutur Camat Mojogedang, Eko Joko Iswanto, saat dihubungi Solopos.com, Selasa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya