SOLOPOS.COM - Mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Antsari Azhar menjawab pertanyaan wartawan sebelum mengikuti Rapat Dengar Pendapat dengan Tim Pengawas Bank Century di gedung DPR, Jakarta, Rabu (12/9/2012). Di depan Tim Pengawas Century DPR, Antasari Azhar menegaskan tak ada pembahasan bailout Century dalam rapat kabinet yang diikutinya. (JIBI/Bisnis Indonesia/Rahmatullah)

Mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Antsari Azhar menjawab pertanyaan wartawan sebelum mengikuti Rapat Dengar Pendapat dengan Tim Pengawas Bank Century di gedung DPR, Jakarta, Rabu (12/9/2012). Di depan Tim Pengawas Century DPR, Antasari Azhar menegaskan tak ada pembahasan bailout Century dalam rapat kabinet yang diikutinya. 9JIBI/Bisnis Indonesia/Rahmatullah)

JAKARTA — Upaya wakil rakyat membuat drama politik berakhir dengan antiklimaks. Tim Pengawas Kasus Bank Century tak berhasil mendapatkan testimoni dari Mantan Ketua KPK Antasari Azhar seperti yang telah digembor-gemborkan. Semula beredar isu testimoni Antasari Azhar yang menyebutkan Presiden SBY memimpin langsung rapat penyelamatan PT Bank Century Tbk–saat ini bernama Bank Mutiara—pada 8 Oktober 2008.

Promosi BRI Kantor Cabang Sukoharjo Salurkan CSR Senilai Lebih dari Rp1 Miliar

Namun, dalam rapat Tim Pengawas Kasus Bank Century terpidana pembunuhan bos PT Putra Rajawali Banjaran itu justru membantahnya. Dengan tegas Antasari menyampaikan bahwa SBY tidak memimpin skenario penyelamatan Bank Century. “Saya pernah diundang rapat [Presiden SBY] dalam rangka penyelamatan ekonomi untuk antisipasi krisis global. Itu saya pernah ikut membicarakan. Namun saya katakan bahwa tidak satu kata pun saya menyebut Bank Century, apalagi bailout itu,” ujarnya dalam rapat Timwas Century di komplek Gedung DPR RI Jakarta, Rabu (12/9/2012).

Tak pelak, mendengar testimoni itu, anggota dewan kecewa. Tak sedikit yang merajuk agar Antasari berkata ‘sejujurnya’ atau membenarkan opini yang berkembang selama ini. Bahkan, ada yang mengumbar janji ‘melindungi’ apabila ada kekuatan besar yang mengancamnya.

Bambang Soesatyo, legislator dari Fraksi Golkar, pun tak percaya dengan pernyataan Antasari. Dia meminta rekaman rapat di Istana pada 9 Oktober 2008 dibuka kembali. “Rekaman rapat 9 Oktober lengkap enggak yang diterima Pak Antasari? Saya minta itu diputar,” ujarnya. Ucapan Bambang mendapat respons dari sejumlah anggota lain, seperti Trimedya Panjaitan dari PDIP, legislator PPP Achmad Yani, dan legislator PDIP Hendrawan Supratikno. Mereka meminta Antasari “membenarkan” opini yang sudah berkembang di publik.

“Katakanlah, Pak, walau sedikit kejujuran itu sangat penting,” kata Ahmad Yani.

Hal senada disampaikan legislator Fraksi Hanura, Akbar Faisal. Dia paling banyak berbicara dalam rapat tersebut. Bahkan Akbar mempertanyakan apakah Antasari dalam ancaman dari kekuasaan lebih besar, sehingga yang membuat dirinya dijeblokan ke dalam penjara. “Ada kabar di publik Anda dikriminalisasi. Dua hal, ketika Antasari mulai nakal karena mulai minta audit IT KPU. Kedua, soal audit Bank Century. Silahkan berbicara jujur Pak, kami akan berada di belakang Bapak,” ujarnya.

Namun, Antasari tak berubah dengan testimoninya. “Jujur saya katakan pertemuan dengan Presiden hanya sekali. Saya hadir hanya tanggal 9 Oktober 2008. Di situ tidak membahas penyelamatan Bank Century. Hanya membahas penyelematan ekonomi dari ancaman krisis global,” tegasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya