SOLOPOS.COM - Ilustrasi mayat bayi (Dok. Solopos.com)

Kasus bayi meninggal terjadi di RSUD Bantul

Harianjogja.com, BANTUL– Kasus dugaan buruknya layanan kesehatan di Bantul berbuntut panjang. Warga Kecamatan Pundong Sarjono yang mengungkap masalah ini ke publik kini bersiap melaporkan perkara ini ke sejumlah lembaga terkait.

Promosi Ada BDSM di Kasus Pembunuhan Sadis Mahasiswa UMY

Sarjono dan isterinya Sumartiningsih asal Dusun Menangbaran, Srihardono, Pundong sebelumnya mengungkapkan buruknya layanan kesehatan di Puskesmas Pundong dan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Panembahan Senopati Bantul yang diduga menyebabkan bayi mereka tak tertolong saat dilahirkan Agustus lalu.

Dinas Kesehatan Bantul sebelumnya menyatakan puskesmas telah bertindak sesuai prosedur dan tidak terjadi pelanggaran aturan terkait kematan bayi milik pasangan Sarjono dan Sumartiningsih. Sarjono mengatakan, klaim tersebut tidak akan menghentikan langkahnya menuntut tanggungjawab otoritas puskesmas dan RSUD.

“Saya dengar katanya puskesmas dan RS sudah sesuai prosedur, tapi yang mengalami ini kami. Memang kenyatannya pelayanannya buruk,” ungkap Sarjono, Rabu (14/9/2016).

Terkait pembelaan yang disampaikan Pemkab Bantul, Sarjono menyiapkan langkah mengadukan masalah ini ke Komisi D DPRD Bantul serta ke Majelis Kode Etik Kedokteran di tingkat Pusat. Dewan diharapkan mengawasi kinerja layanan kesehatan di puskesmas dan RS pelat merah sedangkan Majelis Kode Etik Kedokteran diharapkan mengaudit dugaan pelanggaran yang dilakukan RS.

Bersambung halaman 2

Sarjono menegaskan, dia tidak mengharapkan imbalan finansial dari RS ataupun puskesmas terkait kasus yang ia perjuangkan. Targetnya kata dia Puskesmas Pundong dan RSUD Bantul mengakui kesalahan mereka dan menyampaikan permohonan maaf.

“Selama ini sebenarnya banyak yang merasakan buruknya layanan kesehatan hanya diam saja enggak berani bicara. Saya enggak mau seperti itu. Supaya ada perbaikan di bidang kesehatan. Saya tidak mengharapkan imbalan finansial apapun,” tegas dia.

Ia berharap, kasus yang ia ungkap dapat mendorong RS dan puskesmas memperbaiki diri. harapannya kata dia tidak ada lagi korban seperti dirinya. Ditambahkan Sarjono, sejauh ini dirinya telah berdialog dengan otoritas Puskesmas Pundong maupun RSUD Bantul.

Dalam dialog tersebut tidak ada permohonan maaf maupun pengakuan kesalahan yang disampaikan dua lembaga tersebut. “Mereka minta saya cerita kejadiannya, lalu mereka bilang sudah sesuai prosedur,” tuturnya lagi.

Kepala Dinas Kesehatan Bantul Maya Sintowati Panji mengatakan, Puskesmas Pundong yang berada di bawah nauangan lembaganya telah bekerja dengan benar dan sesuai prosedur. Kematian bayi pasangan Sarjono dan Sumartiningsih menurutnya bukan karena kelalaian puskesmas.

“Puskesmas sudah sesuai prosedur. Hanya saja memang pasien belum mendapat penjelasan yang lengkap itu saja masalahnya,” klaim Maya Sintowati Panji.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya