SOLOPOS.COM - Ilustrasi hasil tes virus corona. (Reuters)

Solopos.com, JAKARTA -- Ikatan Dokter Indonesia atau IDI meminta pemerintah merumuskan ulang strategi penanganan Covid-19 mengingat kasus baru Corona di Indonesia tercatat tujuh kali melampaui angka 3.000an.

Wakil Ketua Umum IDI, Slamet Budiarto, dilansir Detikcom, Senin (7/9/2020), pada awalnya menyoroti soal penerapan protokol kesehatan Covid-19 di masa pelonggaran pembatasan sosial berskala besa (PSBB) ini.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

"Ya awalnya PSBB pada awal dulu kan bisa meredakan tapi sayangnya pada saat relaksasi PSBB tidak ada yang mengawal untuk protokol kesehatan sehingga masyarakat tidak disiplin sehingga risikonya tertular jadi yang melakukan promotif preventif tidak optimal, siapa yang melakukan sosialisasi di perkantoran, siapa yang melakukan sosialisasi di restoran, di masjid, di tempat ibadah lain, sedangkan saat PSBB itu nggak keluar rumah. Jadi pemerintah harus melakukan strategi ulang," ujar Slamet.

Bupati Sragen Minta Tunda Penggunaan Kartu Tani, Ini Alasannya

Ekspedisi Mudik 2024

Maka dari itu, Slamet mengajukan dua jalan keluar untuk mengatasi kasus Covid-19 di Indonesia yang kini terus bertambah.

Slamet mengatakan pemerintah bisa kembali menerapkan PSBB seperti awal tapi dengan risiko ekonomi terpuruk.

Atau tetap bertahan di kondisi saat ini, ungkap dia, dengan syarat upaya pencegahan terus dilakukan.

"Iya, paling jalan keluarnya, satu ya PSBB lagi tapi risikonya ekonomi hancur, yang kedua tetap seperti sekarang tapi sosialisasi terhadap protokol kesehatan itu diperketat," ujar Slamet Budiarto.

"Kalau kemarin kan sehabis PSBB seperti dilepas, ini aja sudah lumayan sekolah belum dibuka, kalau sekolah sudah dibuka bagaimana lagi coba, pasar-pasar itu siapa yang melakukan sosialisasi, hotel siapa. Pemerintah harus melakukan strategi ulang, utamanya promotif preventif," tambah dia.

Klaster Penularan Covid-19

Pemerintah, kata Slamet, harus mengoptimalkan upaya promotif preventif. Sosialiasi mengenai penerapan protokol kesehatan harus dilakukan ke sejumlah klaster penularan Covid-19.

"Jadi usulnya strategi ulang dengan mengoptimalkan promotif preventif, promotif itu artinya sosialisasi besar-besaran ke klaster-klaster, preventif itu upaya pencegahan itu agar tidak terjadi, yang tidak pakai masker ditegur," imbuh Slamet.

Asyik, Ganjar Ingin Bangun SMA Negeri Senyaman Kafe di Tawangmangu

Pada bagian lain, juru bicara Satgas Covid-19, Wiku Adisasmito, menjelaskan angka kasus Corona yang melampaui angka 3.000an itu karena ada peningkatan aktivitas masyarakat.

Tapi hal itu tak disertai dengan kesadaran menjalankan protokol kesehatan.

"Itu menunjukkan penularan yang meningkat karena kedisiplinan masyarakat menjalankan protokol kesehatan yang belum optimal," kata Wiku kepada wartawan, Minggu (6/9/2020).

Resmi! Pendaftaran Cabup-Cawabup Sragen Diperpanjang 3 Hari 

Wiku menyebut, meski ada peningkatan kasus positif, pemerintah akan melakukan berbagai upaya untuk bisa membuat masyarakat tertib menjaga protokol kesehatan.

Menurut Wiku, pelibatan aparat TNI-Polri hingga tokoh masyarakat atau tokoh agama akan semakin gencar mengkampanyekan protokol kesehatan pencegahan Covid-19.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya