SOLOPOS.COM - Ilustrasi dana bansos solo. (Dok)

Solopos.com, SRAGEN — Kejaksaan Negeri (Kejari) Sragen menemukan beberapa alamat penerima bantuan sosial (bansos) peningkatan mutu pendidikan APBD Provinsi Jawa Tengah 2010/2011 tidak valid. Selain itu beberapa penerima bansos mengaku mendapat potongan sekitar 10 persen dari total pengajuan.

Informasi yang dihimpun Solopos.com, Kejari Sragen sudah memeriksa lebih dari 50 penerima bansos di 10 kecamatan di Kabupaten Sragen dari total 101 penerima bansos di 17 kecamatan di Kabupaten Sragen, Kamis (7/11/2013). Beberapa penerima bansos yang sudah diperiksa berasal dari Kecamatan Plupuh, Sambungmacan, Sukodono, Kalijambe, dan Ngrampal.
Penerima bansos adalah lembaga pendidikan formal, non formal, organisasi masyarakat, yayasan, dan lain-lain. Mereka diperiksa Kejari Sragen karena diduga menerima aliran dana bansos dari APBD Provinsi Jateng tahun 2010/2011 senilai masing-masing Rp5 juta-Rp50 juta dengan total Rp2,613 miliar tahun 2010/2011.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Sragen, Victor Saut Tampubolon, melalui Kepala Seksi (Kasi) Pidana Khusus (Pidsus) Kejari Sragen, Moh. Yasin Joko Pratomo, menjelaskan Kejari sudah melakukan pemanggilan dengan sistem jemput bola. Namun hasil jemput bola minim karena hanya mendapatkan 20 objek penerima bansos dalam waktu satu pekan.

Oleh karena itu Kejari Sragen mengubah strategi dengan memanggil mereka ke Kejari Sragen. Pemanggilan kali pertama ditunjukan kepada 18 penerima bansos, Rabu (6/11/2013). Mereka memenuhi panggilan. Selanjutnya Kejari Sragen memanggil 35 penerima bansos, Kamis.

Namun hanya 26 penerima bansos yang hadir. Sisanya tidak hadir karena surat pemanggilan yang dilayangkan melalui kantor pos dikembalikan. Dua di antaranya adalah SMA swasta di Ngrampal dan SMP swasta di Plupuh. Namun dia enggan menjelaskan lebih lanjut ihwal kemungkinan alamat palsu.

“Mereka yang tidak hadir karena alamat enggak valid. Kami minta bantuan kecamatan untuk pengiriman surat. Kami akan panggil lagi. Apabila tidak datang maka akan kami cek alamatnya. Kami akan jemput bola sesuai alamat. Apakah yang bersangkutan ada di tempat atau tidak,” kata Yasin saat ditemui Solopos.com di ruang kerjanya, Kamis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya