Solopos.com, JAKARTA — Anas Urbaningrum memberikan pernyataan singkat sebelum mengikuti pembacaan vonis untuk dirinya di Pengadilan Tipikor Jakarta, Rabu (24/9/2014). Dalam kesempatan itu, Anas mengulangi pernyataannya dalam kicauan di akun Twitternya, Senin (22/9/2014) lalu.
“Saya mengharapkan putusan yang adil. Putusan yang adil adalah putusan yang berbasis pada fakta persidangan. Saya ulangi, dulu di awal sekali, di pengadilan ini, saya sunggu ingin diadili, bukan dihakimi, apalagi dijaksai,” kata Anas Urbaningrum di depan awak media.
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
Anas menjelaskan dirinya tinggal menunggu putusan hakim. Menurutnya, fakta-fakta persidangan itu seharusnsya bisa membuat majelis hakim bisa memutuskan secara adil. “Diadili itu betul-betul berdasarkan fakta-fakta persidangan. Selebihnya kita tunggu putusan majelis hakim,” katanya.
“Kita sudah menyaksikan kebenaran fakta-fakta persidangan tergelar terang-benderang, tinggal sisi keadilannya saya harapkan ada di putusan hakim.”
Terkait tidak terlihatnya keluarganya, khususnya istri Anas, Athiyyah Laila, di Pengadilan Tipikor, Anas mengaku sudah mendapatkan dukungan. “Alhamdulillah keluarga, teman, dan sahabat, mendukung dan mendoakan, itu bagian dari energi mental dan spiritual yang penting.”
Jaksa Penuntut Umum (JPU) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebelumnya menuntut mantan Ketua Umum Partai Demokrat tersebut 15 tahun penjara dan denda sebesar Rp500 juta subsider lima bulan kurungan penjara.
Menurut JPU KPK tersebut, Anas Urbaningrum terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah dalam perkara dugaan penerimaan hadiah atau gratifikasi proyek Pusat Pendidikan Pelatihan dan Sekolah Olahraga (P3SON) Hambalang, proyek-proyek lain, serta Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) saat menjadi anggota DPR.
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
