SOLOPOS.COM - Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi menggelar sidang perdana di Gedung MK, Jakarta, Senin (7/10/2013) malam. (JIBI/Solopos/Antara/Dhoni Setiawan)

Solopos.com, JAKARTA — Anggota staf Mahkamah Konstitusi (MK) yang bertugas melayani Ketua Mahkamah Konstitusi nonaktif Akil Mochtar mengaku baru dipanggil penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk menjadi saksi setelah aparat yang menggeledah ruang kerja atasan mereka itu mengklaim menemukan ganja dan narkotika lainnya. Mereka umumnya tak percaya Akil mengonsumsi ganja mengingat sudah 2 tahun ini atasan mereka itu berhenti merokok.

Kenyataan itu terungkap dalam pemeriksaan Majelis Kehormatan MK terhadap 9 orang yang biasa bekerja tak jauh dari ruang kerja Akil Mochtar. “Saya dipanggil penyidik KPK, mereka mengatakan agar saya menyaksikan adanya penemuan barang itu [ganja dan ekstasi],” ungkap Kepala Bagian Protokol Ketua Mahkamah Konstitusi Teguh Wahyudi saat memberikan keterangan dihadapan Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi, di lantai XI Gedung MK, Jakarta, Senin (7/10/2013) malam.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Seperti diberitakan Solopos.com, Majelis Kehormatan MK  itu diketuai Hakim Konstitusi Harjono dengan Guru Besar Hukum Universitas Indonesia Hikmahanto Juwana sebagai sekretaris. Selain Harjono dan Hikmahanto, Majelis Kehormatan MK beranggotakan pimpinan Komisi Yudisial Abbas Said, mantan Ketua Mahkamah Agung Bagir Manan, dan mantan Hakim Konstitusi Mahfud MD.

Ekspedisi Mudik 2024

Mereka Senin malam ini dijadwalkan memeriksa 9 orang yang dipanggil untuk dimintai keterangan. Mereka antara lain Kabag Protokol MK Teguh Wahyudi, Kasubbag Protokol MK Ardiansyah Salim, Sekretaris Akil Mochtar Yuanna Sisilia, anggota staf protokol Sarmili, ajudan Akil Mochtar Ipda Kasno, dan AKP Sugianto, office boy Sutarman, office boy Imron, serta sopir Akil Mochtar, Daryono.

Sidang perdana Majelis Kehormatan MK, Senin malam itu, disiarkan langsung oleh TV One. Sejumlah fakta menarik terungkap dalam sidang yang dimaksudkan untuk memeriksa kemungkinan pelanggaran etik Akil Mochtar itu. Salah satu hal menarik itu adalah pernyataan sejumlah anggota staf MK yang mengaku diminta penyidik KPK menyaksikan ganja dan beberapa butir pil.

Lebih transparan dibandingkan Sekretaris Akil Mochtar Yuanna Sisilia yang diperiksa pada urutan pertama, Teguh tegas menyatakan dirinya diminta penyidik KPK menyaksikan ganja dan dua butir ekstasi di meja kerja atasannya, Kamis (3/10) malam, tanpa dirinya tahu apakah benda itu benar-benar berasal dari meja atasannya itu. Yang menyebut ganja pun, kata Yuanita Sisilia sebelumnya, adalah para penyidik itu.

Di bawah cecaran pertanyaan para anggota Majelis Kehormatan MK, Teguh mengaku hanya melihat benda yang dipertontonkan penyidik KPK. Posisi benda itu bukan di dalam laci layaknya diklaim juru bicara dan pihak-pihak lain di kalangan KPK selama ini. “Saat saya disuruh menyaksikan benda itu di atas meja, diperlihatkan begitu saja,” kata Teguh.

Hal senada diungkapkan Kasubbag Protokol Ketua MK Ardiansyah Salim. Menurut Ardiansyah, ketika dirinya diminta menyaksikan penemuan benda terlarang tersebut, posisi benda itu sudah tidak di dalam laci. “Waktu itu saya sedang mendampingi penyidik KPK yang lain sedang menggeledah ruangan kerja saya. Tiba-tiba saya dipanggil dan diminta untuk ikut menyaksikan penemuan benda itu di ruang kerja Pak Akil, dan benda itu sudah diperlihatkan KPK tidak di dalam laci lagi,” kata Ardiansyah.

Sekretaris pribadi Ketua MK nonaktif Akil Mochtar, Yuanna Sisilia, menyatakan hal serupa. Ia juga diminta penyidik menyaksikan penemuan benda terlarang tersebut. Namun Yuanna mengaku menyaksikan benda itu masih berada di laci meja kerja atasannya. Tetapi dia tidak spesifik menjelaskan apakah dia benar-benar intensif mendampingi para penyidik KPK saat melakukan penggeledahan di ruang kerja Akil Mochtar.

Yuanna mengaku tidak percaya dengan penemuan benda ganja dan ekstasi itu. Sebab sepengetahuannya Akil berhenti merokok sejak dua tahun lalu. “Setiap saya masuk ke ruangannya tidak pernah (mendapati) Pak Akil merokok. Tidak juga ada bau asap,” kata Yuanna yang sudah empat tahun menjadi sekretaris Akil Mochtar.

Pernyataan serupa juga dikemukakan anggota staf Protokol Ketua MK Sarmili yang mengaku tidak tahu atas keberadaan barang tersebut. Sementara itu pekerja pembersih ruangan lantai XV Gedung MK—tempat ruangan kerja Akil berada—Sutarman juga mengaku tidak pernah menemukan atau melihat adanya abu bekas pembakaran di ruang kerja Akil Mochtar. Dia mengatakan di ruangan tersebut terdapat asbak namun beralih fungsi menjadi tempat menaruh alat tulis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya