SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

<p><strong>Solopos.com, WASHINGTON DC</strong> — Pemerintah Amerika Serikat (AS) — meski kini di bawah dominasi Partai Republik dan Donald Trump — masih mempertahankan komitmen <a href="http://news.solopos.com/read/20180607/497/920890/inspiratif-remaja-kakak-beradik-indonesia-mengajar-alquran-di-amerika" target="_blank">kebebasan beragama</a>. Itulah mengapa, kasus persekusi yang bermunculan di Indonesia khususnya kaum bergama minoritas menjadi perhatian khusus Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat (AS).</p><p>Kasus persekusi dan <a href="https://www.google.com/url?q=http://news.solopos.com/read/20180520/496/917410/ahmadiyah-target-teror-ratakan-rumah-usir-kami-dari-lombok-timur&amp;sa=U&amp;ved=0ahUKEwiXw9D3ysTbAhUSOisKHXtFBhIQFggIMAE&amp;client=internal-uds-cse&amp;cx=018416269537951269962:n6yezv585sk&amp;usg=AOvVaw27eBoxMhqhW25xKygKf2tK" target="_blank">pengusiran warga Ahmadiyah</a>, kaum Syiah, dan pemidanaan kasus penistaan agama yang menjerat Basuki Tjahaja Purbana (Ahok) 2017 lalu, menjadi sorotan. Kasus-kasus itu dinilai AS sebagai simbol kegagalan pemerintah Indonesia menjaga kebebasan beragama di negara yang majemuk ini.</p><p>Hal tersebut merupakan salah satu poin yang tertuang pandangan pemerintah AS yang tertuang dalam 2017 International Religious Freedom Report. Laporan kebebasan beragama di seluruh dunia ini dipublikasikan Departemen Luar Negeri AS pada akhir Mei 2018.</p><p>Sebelumnya, hal ini juga menjadi sorotan lembaga pemantau HAM internasional. Menanggapi laporan tersebut, Imam Masjid Arrahman, Washington, Mohammad Joban, menilai Indonesia harus bisa menerima kritik tersebut.</p><p>"Kebijakan AS juga perlu dicontoh. Secara umum tinggal di Amerika ini, kita <a href="http://news.solopos.com/read/20180608/497/921163/tahera-rahman-reporter-tv-berjilbab-pertama-di-amerika" target="_blank">[muslim dan minoritas] merasakan <em>religious freedom</em></a>, hak kita dipenuhi. Compared di Indonesia, kita ini dari segi demokrasi, segi keadilan, belum bisa dirasakan oleh both sides [kedua pihak]," kata dia yang dikutip oleh <em>Voice of America (VOA)</em> melalui wawancara via Skype, yang ditayangkan pada Rabu (7/6/2018).</p><p>Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo, menyatakan akan bertindak lebih jauh untuk menghentikan aksi-aksi persekusi dan diskriminasi terhadap pemeluk agama minoritas, termasuk di negara-negara seperti Pakistan dan Arab Saudi.</p><p>"Pertemuan ini kami harapkan akan menjadi landasan baru. Ini bukan hanya kelompok diskusi tetapi tindakan nyata. Kami berharap bisa mengetahui cara yang konkrit untuk menghentikan persekusi dan menjamin kebebasan beragama untuk semua," kata Pompeo.</p><p><iframe src="https://www.voaindonesia.com/embed/player/0/4428123.html?type=video" frameborder="0" scrolling="no" width="640" height="360"></iframe></p>

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya