SOLOPOS.COM - Para penemu mi berbahan jantung pisang (JIBI/Harian Jogja/Mediani Dyah Natalia)

Para penemu mi berbahan jantung pisang (JIBI/Harian Jogja/Mediani Dyah Natalia)

Selama ini jantung pisang sering diabaikan. Maklum, setelah pohon pisang berbuah, jantung pisang cuma dibuang karena menghambat pertumbuhan pohon. Oleh siswa-siswi SMAN 6 Jogja, jantung pisang diolah menjadi mi.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Adalah siswa kelas X SMAN 6 Jogja, Helmi Zunan Tanuwijaya, yang merasa gerah dengan pembuangan jantung pisang. Masalahnya, di Desa Wojo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul, lokasi tinggal Helmi, jumlah pohon pisang berlimpah. Artinya, jantung pisang banyak yang terbuang percuma.

“Akibat melimpah, pengolahan belum optimal, saya jadi berpikir bagaimana cara mengolahnya. Apalagi dulu ada kakak kelas yang berhasil membuat kripik jantung pisang,” ungkapnya saat ditemui Harian Jogja di SMAN 6 Jogja, Sabtu (16/6).

Dari keinginan itu, Helmi berusaha memutar otak memanfaatkan limbah pisang menjadi makanan alternatif yang disukai banyak orang. Helmi lantas memilik mi jadi bentuk makanan alternatifnya. Menurut dia, mi merupakan penganan yang disukai masyarakat.

Dengan situasi mi berbahan dasar sayuran tengah naik daun, Helmi terlecut untuk membuat inovasi pangan mi dengan bahan dasar jantung pisang. Bersama kedua kakak kelas XI, Adelia Lina dan Fatiah Nurbani Aulia, mereka mencoba menemukan adonan jantung pisang yang dapat diterima lidah orang Jogja.

Cara pembuatan mi jantung pisang disebutnya hampir sama dengan mi pada umumnya. Hanya, perhatian ekstra perlu difokuskan pada pengolahan jantung pisang. Pertama, kata Helmi, jantung pisang yang didapat perlu dipotong-potong, dicuci, direbus lalu diblender.

Kemudian adonan ini dicampur dengan tepung terigu dan telur serta diaduk sampai kalis. Terakhir, adonan mi jantung pisang tinggal digiling sebelum direbus. “Pembuatan mudah tapi menentukan adonan yang pas supaya hasilnya standar itu yang sulit. Kami harus melembur 2-3 hari hanya untuk coba-coba,” jelasnya penuh semangat.

Beruntung, kerja keras tim berbuah manis. Dengan komposisi 2:1 untuk tepung terigu dan jantung pisang, dihasilkan mi yang kalis. Helmi dan tim bahkan berhasil mendapatkan rahasia membuat mi yang lezat, yakni menambahkan kuning telur pada adonan untuk mendapat hasil mi yang terbaik.

Setelah diuji coba mengenai rasa, Helmi mengakui banyak orang terkesan lantaran mi jantung pisang menghasilkan sensasi berbeda. Sedikit terasa berserat dan terasa gurih. Helmi dan timnya menyebut penganan temuannya itu dengan Mijapi, singkatan dari mi jantung pisang.

“Dibandingkan mi lain, mijapi terasa ada seratnya saat dikunyah. Ciri jantung pisang yang berasa gurih dan berwarna abu-abu juga tampak dari inovasi ini,” papar Helmi. Munculnya Mijapi tidak membuat tim puas.

Ketiganya pun mengirimkan Mijapi ke laboratorium untuk diuji ilmiah. Hasilnya, Mijapi mengandung air 44,2722%, abu 0,6316%, protein 7,4469%, lemak 8,0088%, serat kasar 2,5343%, karbohidrat 37,1062%, energi 247,1366 kalori per 100 g.

Tingginya gizi didalam Mijapi mendorong tim untuk mengikuti Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) se-Jawa yang diadakan Dinas Kesehatan Jawa Timur pada Februari 2012. Dari ajang itu, ketiganya dapat memboyong pulang piala juara kedua.

Pasca-kemenangan, dengan semangat Helmi berujar tidak ingin berhenti. Ia dan tim ingin mengembangkan inovasi Mijapi menjadi peluang usaha. “Sekarang kami sedang uji kuesioner ke masyarakat supaya tahu mi yang dimasak seperti apa yang diinginkan masyarakat. Selanjutnya step by step baru dipromosikan,” ucap Helmi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya