SOLOPOS.COM - Empat mahasiswa jurusan Pendidikan Kimia FMIPA UNY, Latiansyah (paling kiri), Novika Indriyani (kiri kedua), Atini Wahyu Utami (kanan kedua) dan Dwi Meyliana (paling kanan) berhasil mengembangkan lumpur aktif sebagai bio baterai (JIBI/Harian Jogja/Mediani Dyah Natalia)

Empat mahasiswa jurusan Pendidikan Kimia FMIPA UNY, Latiansyah (paling kiri), Novika Indriyani (kiri kedua), Atini Wahyu Utami (kanan kedua) dan Dwi Meyliana (paling kanan) berhasil mengembangkan lumpur aktif sebagai bio baterai (JIBI/Harian Jogja/Mediani Dyah Natalia)

Lumpur biasanya jadi muatan yang banyak dihindari. Bentuknya yang cair atau lembek, dan berwarna kelam seolah menjelaskan jika tanah lunak ini tidak bermanfaat. Adapun, ada sejumlah lumpur yang mampu berkontribusi bagi kehidupan manusia.

Promosi Kecerdasan Buatan Jadi Strategi BRI Humanisasi Layanan Perbankan Digital

Mahasiswa Pendidikan Kimia FMIPA UNY, Latiansyah, Novika Indriyani, Atini Wahyu Utami dan Dwi Meyliana, berusaha membuktikan jika limbah juga dapat bermanfaat dengan penelitian yang mereka kerjakan selama April-Juni 2012 berjudul Bio-Baterai dari Lumpur Sebagai Alternatif Energi Listrik di Masa Depan.

“Judul penelitian ini dari dosen kami yang memang pakar ilmu kimia fisika. Dari beberapa topik, beliau mengarahkan kami untuk memanfaatkan lumpur aktif menjadi bio baterai,” kata Atini saat ditemui belum lama ini.

Dari petunjuk itu, lanjutnya, semula keempat mahasiswa ini akan mengambil contoh lumpur aktif di IPAL Bantul. Namun niat itu digagalkan karena kolam-kolam pengolahan limbah di tempat tersebut berukuran besar. Di sisi lain, pengolahan limbah daerah ini belum memiliki daftar distribusi mikroorganisme aerobik dalam lumpur aktif.

“Kalau kami meneliti manfaat lumpur aktif, ditambah membuat daftar bakteri apa saja di IPAL Bantul akan makan biaya besar karena harus masuk lab [laboratorium] lagi,” sambung Novi.

Alhasil, lokasi penelitian bergeser. PT Sari Husada Jogja menjadi pilihan berikutnya. Walau lokasinya lebih dekat dengan UNY, Atini menjelaskan bukan berarti penelitian ini mulus begitu saja. Sempat, langkah keempatnya tersandung masalah administrasi. Beruntung setelah negoisasi beberapa saat ditambah dukungan dari Dosen Pembimbing, Endang Widjajanti LFX, keempatnya dapat melakukan riset secepatnya.

“Dari lumpur aktif ini diambil bakteri aerob. Observasi harus cepat-cepat, kalau enggak ya sudah tidak bisa dilakukan penelitian, harus diulang ke sana [PT Sari Husada] lagi,” jelasnya.

Guna mengetahui komposisi energi yang terbaik, keempatnya sengaja melakukan percobaan untuk enam massa lumpur yang berbeda. Yakni dengan lumpur 25 gram, lumpur dan akuades dengan perbandingan 1:1, lumpur dan akuades dengan perbandingan 1:2, filtrat 25 gram, filtrat dan lumpur dengan perbandingan 1:1 serta filtrat dan lumpur dengan perbandingan 1:2.

Dari keenam sample tersebut, diketahui lumpur 25 gram lumpur aktif memiliki kombinasi logam yang paling baik dan dapat dipergunakan sebagai elektroda. Bio-bakteri dengan lumpur aktif sebagai elektrolitnya adalan Cu-Mg dengan beda potensial terukur paling tinggi 1,624 volt. “Dari prototype yang kami buat, lumpur aktif ini dapat menghidupkan lampu LED lebih baik,” jelas Atini.

Hanya diakuinya, penelitian ini masih menuai kendala tertentu, yaitu tidak dapat bertahan lama. Pasalnya bakteri yang ada tidak dapat bertahan lama. Atas petunjuk dari Dosen Pembimbing, keempatnya akan mengembangkan penelitian Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) tingkat fakultas ini lebih lanjut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya