SOLOPOS.COM - Pebulutangkis Indonesia Wiwin AW (menghadap lensa) berhadapan dengan pebulu tangks dari Korea selatan Don Hyun Ryu dalam 3th Indonesia Para Badminton International 2016 mulai berlatih di Sritex arena, Solo, Kamis (4/8). (JIBI/SOLOPOS/Sunaryo Haryo Bayu)

Karier pelatih para badminton, Nur Rohman, ditawari melatih di India.

Solopos.com, SOLO – Tawaran mendidik atlet para badminton India tidak membuat Pelatih National Paralympic Committee (NPC) Indonesia, Nur Rohman, berniat meninggalkan Tanah Air.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Nur Rohman mendapatkan tawaran melatih atlet India, Sugil Abbas, seusai membawa kontingen Indonesia menyabet gelar juara umum di Para Badminton Championship Indonesia Open 2016, 7 Agustus lalu. Sugil Abbas menginginkan pelatih yang telah 14 tahun mengabdi untuk NPC Indonesia itu memberi latihan khusus kepadanya di India. Dia bahkan rela membayar mahal untuk mendatangkan Nur Rohman.

“Tanyakan berapa saya harus membayar untuk dilatih dia [Nur Rohman]. Kalau dia tidak bisa datang ke India, saya juga bersedia latihan di Indonesia,” kata Sugil Abbas saat mencoba membujuk Nur Rohman melalui seorang penerjemah seusai berlaga di Indonesia Open 2016.

Namun, permintaan Sugil Abbas tidak mendapatkan jawaban positif dari Nur Rohman. Mantan pelatih klub PMS Solo itu memilih bertahan bersama NPC Indonesia. “Saya kan punya instansi, jadi saya harus meminta izin ke instansi saya terlebih dahulu sebelum memutuskan bersedia melatih atlet dari negara lain. Selama masih dibutuhkan Indonesia, saya tetap akan terus memberikan tenaga saya,” ucap dia saat berbincang dengan Solopos.com.

Nur Rohman mengaku pernah mendapatkan tawaran melatih sejumlah atlet negara lain. “Sebelumnya, sudah dua kali ditawari melatih di India tapi atlet normal, bukan difabel. Saya juga pernah mendapatkan tawaran melatih di Korea,” imbuh dia.

Meski tawaran dari negara lain cukup menggiurkan, Nur Rohman tetap bertekad membesut atlet-atlet bulu tangkis difabel Indonesia. Dia bertekad meloloskan sebanyak-banyaknya atlet ke Paralympic Games 2020. Sejauh ini, Indonesia telah memiliki delapan atlet bulu tangkis difabel yang menghuni peringkat 10 besar dunia.

Mereka kemungkinan besar akan meraih tiket bertanding di cabang olahraga (cabor) badminton yang baru kali pertama dipertandingan di Paralympic Games 2020 mendatang. “Melatih atlet difabel itu asyik, banyak tantangannya. Kami harus ekstra, harus bisa mengenali kelemahan masing-masing atlet,” tutur dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya