SOLOPOS.COM - Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok (kanan) bersama istri, Veronica Tan (tengah) dan anak, Nicholas Sean Purnama, menunjukkan tinta di jari seusai melakukan pencoblosan di TPS 54 kawasan Pantai Mutiara, Pluit, Jakarta, Rabu (19/4/2017). (JIBI/Solopos/Antara/Hafidz Mubarak A.)

Kalah di Pilkada Jakarta, Ahok masih punya waktu 6 bulan menyelesaikan tugasnya. Ke mana dia setelah itu?

Solopos.com, JAKARTA — Pasangan Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat (Ahok-Djarot) hampir dipastikan kalah dalam Pilkada Jakarta 2017 sehingga masa jabatan mereka tinggal enam bulan lagi. Lalu, mau ke mana Ahok setelah resmi melepaskan jabatannya sebagai Gubernur DKI Jakarta? Belum ada penjelasan soal itu, namun setidaknya Ahok sudah memberikan sebuah kode.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kode itu diungkapkan sendiri oleh Ahok saat konferensi pers pasangan Basuki-Djarot menanggapi keunggulan Anies Baswedan-Sandiaga Uno (Anies-Sandi) dalam hasil quick count berbagai lembaga survei, Rabu (19/4/2017) sore. Ahok mengawali pidato singkatnya dengan ucapan terima kasih terhadap pihak-pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan Pilkada Jakarta. Selain itu, Ahok juga menerima kekalahannya.

“Kalau banyak yang kecewa, enggak apa-apa, kekuasaan itu Tuhan yang kasih dan Tuhan yang ambil. Tidak ada yang bisa mengambil tanpa izin Tuhan,” kata Ahok dalam konferensi pers di rumah pemenangan, Jl. Cemara Nomor 19, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu.

Di sinilah Ahok menyatakan bahwa kekalahan dan kemenangan adalah kehendak Tuhan yang terbaik. Dia mengingatkan kekalahan serupa yang pernag dia alami dalam Pilkada Bangka Belitung 2007 lalu. Namun, kata dia, karier politiknya tidak berhenti sampai di situ hingga maju bersama Joko Widodo (Jokowi) di Pilkada Jakarta 2012 lalu.

“Saya pernah kalah, tapi Tuhan selalu tahu yang terbaik. Dulu saya kalah, kan saya terus jadi Wakil Gubernur DKI, kan lebih lumayan,” kata Ahok. Apakah ini merupakan sinyal Ahok akan meneruskan karier politiknya dengan jabatan di institusi lain setelah menyelesaikan tugas sebagai Gubernur DKI? Belum ada jawaban tentang hal ini.

Berikutnya, Ahok hanya menjanjikan akan bekerja secepatnya menyelesaikan sisa tugasnya. Memang masih banyak proyek besar yang belum selesai, mulai dari mass rapid transit (MRT), light rapid transit (LRT), hingga normalisasi sungai-sungai Jakarta untuk mencegah banjir.

“Kami akan bekerja dengan cepat 6 bulan, fokus, kami terbuka bagi Pak Anies dan Pak Sandi untuk memberikan data. Kita bukan [sedang pemilihan] presiden, ini pilkada, karena PNS itu ada aturannya. Setelah dilantik 6 bulan, baru bisa diganti. Kita harapkan bekerja cepat sehingga beban Pak Anies-Sandi lebih ringan,” kata dia.

Karier politik Ahok dimulai pada 2004 saat dirinya bergabung dengan Partai Perhimpunan Indonesia Baru (Partai PIB) sebagai Ketua DPC Kabupaten Belitung Timur. Pada tahun yang sama, dia maju sebagai calon legislatif dan terpilih menjadi anggota DPRD Belitung Timur periode 2004-2009.

Tak lama kemudian, Ahok maju sebagai calon Bupati Belitung Timur pada 2005 berpasangan dengan Khairul Effendi, B.Sc. dari Partai Nasional Banteng Kemerdekaan (PNBK). Ahok-Khairul meraih kemenangan dengan mengantongi 37,13% suara. Kemenangan ini menarik perhatian mengingat daerah itu merupakan kantong massa Partai Bulan Bintang (PBB) pada Pemilu 2004.

Sukses dengan program pembebasan biaya kesehatan untuk warganya, pada 22 Desember 2006, Ahok mundur dari jabatannya untuk maju sebagai calon Gubernur Bangka Belitung di Pilkada 2007. Namun, dalam Pilkada ini, Ahok kalah dari rivalnya, Eko Maulana Ali.

Ahok kemudian maju dalam Pemilu 2009 sebagai calon legislatif melalui Partai Golkar. Dia terpilih dan kemudian duduk di Komisi II DPR. Pada 2012, dia maju bersama Jokowi dalam Pilkada Jakarta dan terpilih menjadi Wakil Gubernur DKI Jakarta. Kemenangan Jokowi sebagai Presiden RI pada 2014 membawa Ahok naik menjadi Gubernur DKI Jakarta hingga 2017.

Beberapa selentingan melontarkan wacana dia maju dalam Pilpres 2019. Dalam debat Pilkada Jakarta putaran pertama beberapa waktu lalu, muncul pertanyaan apakah para calon berkomitmen menyelesaikan jabatannya meski punya peluang untuk maju di Pemilu 2019. Saat itu, Ahok tidak menjawabnya dan diwakilkan oleh pasangannya, Djarot Saiful Hidayat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya