Solopos.com, SRAGEN — Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati, mematok target penurunan kemiskinan dengan angka rendah. Yakni hanya 0,2% per tahun. Angka ini dinilai realistis di tengah pandemi Covid-19.
Sementara itu, pandemi membuat angka kemiskinan di Sragen naik. Bahkan menjadi yang tertinggi di Soloraya.
Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda
Paparan ini disampaikan Bupati dalam konsultasi publik Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Sragen 2021-2026 secara virtual, Selasa (6/7/2021). Dalam paparannya, Bupati juga mengklaim pertumbuhan ekonomi bisa digenjot di angka rata-rata 0,5% per tahun.
Baca Juga: Punya Wedang Gemblung hingga Sega Ketingan, Pasar Bahulak Sragen Siap-Siap Go Nusantara
Bupati menyampaikan gambaran umum kondisi di Sragen berdasarkan data pada 2020. Berikut data terperincinya:
- angka pertumbuhan ekonomi -1,81%;
- angka kemiskinan 13,38%.
- indeks pembangunan manusia 73,95;
- indeks reformasi birokrasi B (60,28);
- indeks kualitas lingkungan hidup sangat kurang di angka 55,64;
- dan indeks infrastruktur wilayah 0,71.
Baca Juga: RSUD Sragen Tambah 66 Bed Isolasi, 54 Pasien Sudah Antre
Data-data tersebut menjadi isu strategis yang menjadi target RPJMD lima tahun ke depan. “Isu strategis ketersediaan dan kualitas infrastruktur dilihat dari kondisi jalan rusak masih 17% dan pelayanan air bersih belum mencapai 100%. Pertumbuhan ekonomi 2019 mencapai 5,90% tetapi pada 2020 turun drastis di angka -1,81% akibat pandemi Covid-19. Angka kemiskinan justru naik dari 12,79% pada 2019 menjadi 13,38%, angka tertinggi di Soloraya,” ujarnya.
Yuni, sapaan akrab Bupati, memulai pembangunan lima tahun ke depan dari 2022 dengan tema mewujudkan keunggulan sumber daya manusia (SDM) sebagai pengungkit daya saing daerah. Program kerja yang akan digulirkan di 2022, sebut dia, salah satunya membuat SD unggulan di setiap kecamatan, yakni satu SD unggulan per satu kecamatan.
Dipertanyakan Pemprov Jateng
Kabid Pemerintahan dan Pembangunan Manusia Bappeda Litbang Sragen, Tri Mulyono, menjelaskan target RPJMD itu sudah dikonsultasikan ke Badan Pusat Statistik (BPS) Sragen dan Pemprov Jateng. Semula Bappeda Litbang berani memasang target penurunan kemiskinan 0,6% seperti periode sebelumnya.
Baca Juga: Curhat PKL Sragen Baru 3 Jam Buka Lapak Diminta Kukut Satpol PP
Namun, Pemprov Jateng justru mempertanyakan target 0,6% itu. Dengan pertimbangan situasi kondisi pandemi Covid-19 yang masih berlangsung dan adanya kebijakan refocusing anggaran untuk penanganan Covid-19. Akhirnya target penurunan angka kemiskinan itu ditarget 0,2% pada 2022-2023.
“Kami memproyeksikan pandemi Covid-19 ini sampai 2023. Mulai 2024 hingga 2026, kami berani menggenjot penurunan kemiskinan di angka 0,3% per tahun ke atas sampai 0,5% per tahun pada 2026.” ujar Tri Mulyono.
“Selain itu, kami bisa menggenjot angka pertumbuhan ekonomi sampai 0,5% per tahun. Meskipun angka pertumbuhan ekonomi di angka 5% tetapi efek domino dari pertumbuhan ekonomi itu tidak bisa dinikmti semua lapisan masyarakat. Hanya sebagian kalangan ekonomi menengah k atas.”
Baca Juga: 2 Bulan Nganggur, Buruh CV GSP Sragen Geruduk Pabrik Lagi
Tri Mul berpendapat tingginya angka pertumbuhan ekonomi itu tidak berbanding lurus dengan turunnya angka kemiskinan secara signifikan. Dia mengatakan pekerjaan rumah Pemkab Sragen yang paling besar itu menarik investor untuk pengembangan sektor pariwisata dan perhotelan.