SOLOPOS.COM - Ibu almarhum Wayan Mirna Salihin, Ni Ketut Sianti (tengah) bersama saudara kembar Mirna, Made Sandy Salihin (kanan) menghadiri sidang kasus pembunuhan anaknya dengan terdakwa Jessica Kumala Wongso di PN Jakarta Pusat, Rabu (14/9/2016). Sidang itu mengagendakan mendengarkan keterangan saksi ahli toksikologi kimia Universitas Indonesia (UI), Dr. rer. nat. Budiawan yang dihadirkan oeh penasehat hukum terdakwa. (JIBI/Solopos/Antara/Wahyu Putro A)

Patolog Australia yang didatangkan kubu Jessica Wongso menyangkal teori terserapnya sianida di lidah Mirna.

Solopos.com, JAKARTA — Tim kuasa hukum Jessica Kumala Wongso kembali menghadirkan pakar patologi forensik dari Australia. Kali ini, mereka mendatangkan Richard Barron Collins, seorang konsultan patologi forensik, salah satunya untuk melawan pendapat bahwa sianida 0,2 mg/l di lambung hanyalah sisa dari jumlah yang lebih besar.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sebelumnya, pakar toksikologi Labfor Polri Nur Samran Subandi maupun I Made Agus Gel Gel Wirasuta menyatakan kemungkinan jumlah sianida yang masuk tubuh Mirna sangat besar. Namun, sebelum sampai di lambung, terjadi penyerapan sianida yang cepat melalui jaringan lidah (lingual absorbtion). Hal itulah yang diduga menyebabkan sianida dengan cepat terbawa darah menuju jantung dan otak, serta hanya ditemukan sedikit di lambung.

Pengacara Jessica, Otto Hasibuan, menanyakan kemungkinan penyerapan sianida sebelum sampai lambung. Richard mengonfirmasi kemungkinan yang juga sempat diamini oleh pakar toksikologi sebelumnya, Michael Robertson, Rabu (21/9/2016). “Secara teori, ada sejumlah kecil lapisan saluran mulut-lambung yang bisa menyerap sianida, tapi sebagian besar masuk lambung,” kata Richard dalam sidang di PN Jakarta Pusat, Kamis (22/9/2016).

Menurut Richard, ada penyerapan itu sangat mungkin khususnya oleh jaringan di bawah lidah. Dia mencontohkan cara kerja obat-obat jantung yang biasanya ditempatkan di bawah lidah agar diserap secara maksimal menuju aliran darah sehingga cepat menuju jantung. Baca juga: Michael Robertson Ungkap Sianida Juga Diserap Lidah.

Menanggapi hal itu, Otto berupaya menyangkal kemungkinan sianida terserap jaringan di bawah lidah. Dia mengacu pada rekaman CCTV Olivier Cafe 6 Januri 2016 yang menunjukkan Mirna meminum es kopi Vietnam. Dalam pandangan Otto, Mirna saat itu menelan kopi setelah menyedotnya dan tidak menahannya di dalam mulut.

“Seandainya kopi itu mengandung sianida, terus diminum [Mirna], ditelan, bukan disimpan dalam mulut. Jadi saya lihat dia minum, menelan, dan bicara. Berarti kopi itu masuk ke lambung,” katanya. Baca juga: Pengakuan Michael Robertson Konfirmasi Hilangnya Sianida di Tubuh Mirna.

Richard mengaku sepakat dengan intepretasi itu setelah melihat rekaman itu. Artinya, kata dia, jika kopi mengandung sianida, maka racun itu seharusnya masuk ke dalam lambung Mirna dalam jumlah besar. Selain itu, seharusnya ada sianida dalam sampel 0,1 ml cairan lambung Mirna yang diambil 70 menit setelah kematiannya.

“Jadi korban minum kopi, meninggal, tapi tidak ada sianida di tubuh korban kecuali lambung [setelah 15 hari diperiksa]. Sehingga penjelasannya adalah, seandainya ada sianida dalam tubuh, berarti sianida itu masuk setelah korban meninggal dunia. Kalau CCTV itu apa adanya, maka tidak ada bukti toksikologi bahwa sianida adalah penyebab kematian yang bersangkutan,” kata Richard menyimpulkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya