SOLOPOS.COM - Seorang pemudik (kanan) diperiksa kesehatannya oleh tim.gabungan di posko Terminal Pilangsari, Ngrampal, Sragen, Kamis (2/4/2020) dini hari. (Istimewa/Dishub Sragen)

Solopos.com,  SOLO – Sebanyak 11.461 pemudik yang tiba di Sragen wajib lapor kepada ketua RT setempat tentang perkembangan kesehatan. Mereka termasuk pelaku perjalanan (PP) yang wajib melakukan karantina mandiri di rumah masing-masing.

Jumlah pemudik di Sragen membengkak sampai 1.923 orang dalam sehari, yakni 9.538 orang per Selasa (7/4/2020) menjadi 11.461 orang per Rabu (8/4/2020).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati, menyampaikan para pemudik atau PP juga wajib mengenakan masker selama menjalani karantina mandiri di rumah selama 14 hari.

Dia mengatakan bila ada keluhan batuk, panas, dan sesak napas, maka ketua RT harus segera melapor ke bidan desa. Selanjutnya bidan desa datang ke rumah pemudik di Sragen untuk memeriksa yang bersangkutan.

Wali Kota Ditembak Mati Gara-Gara Terapkan Lockdown

“Bila terjadi pemburukan kesehatan maka petugas puskesmas mengevakuasi PP itu untuk dirawat di RSUD dengan status menjadi ODP [orang dalam pemantauan],” terangnya dalam jumpa pers di Setda Sragen, Rabu (8/4/2020).

Bupati Yuni menegaskan Pemkab Sragen memilih memaksimalkan peran satgas desa hingga RT dalam penanganan Covid-19. Bukan membuat tempat karantina bagi pemudik yang tiba di Sragen.

“Kami memilih mengefektifkan peran satgas desa sampai RT dalam penanganan Covid-19 bukan menyediakan tempat karantina untuk mereka. Semua satgas Covid-19 di 208 desa/kelurahan sudah komitmen bersama dan kami siapkan prosedur tetap (protap) untuk mereka,” sambung Yuni.

Yuni menerangkan satgas desa itu sudah terbagi dalam sejumlah divisi. Yakni disvisi yang mengurusi posko dengan menyediakan tempat cuci tangan, harus pakai maskder, jaga jarak, dan seterusnya.

ASN Nekat Mudik? Siap-Siap Sanksi Penurunan Pangkat!

Selain itu ada divisi yang mengawasi PP atau ODP berisiko tinggi, seperti ibu hamil, balita, orang dengan penyakit jantung, diabetes, serta para manula. Lalu ada satu divisi lagi yang mengawasi para pemudik alias PP di Sragen.

“PP itu bisa dipastikan di rumah untuk karantina selama 14 hari karena setiap PP membuat pernyataan kesanggupan untuk melakukan karantina mandiri. Kalau pun ada yang membandel, tidak banyak dan bisa dikondisikan. Satgas itu menggunakan anggaran operasional dari dana desa,” ujarnya.

Glenn Fredly Sempat Sembunyikan Penyakit dari Keluarga

PDP Dirujuk

Selain persoalan PP, Yuni juga menyampaikan adanya satu pasien dalan pengawasan (PDP) di RSUD dr Soehadi Prijonegoro Sragen yang dirujuk ke RSUD Ketileng, Semarang, pada Selasa (7/4/2020) malam karena terjadi pemburukan berdasarkan hasil rontgen paru-parunya.

Yuni juga menyinggung tentang progres rehab rumah sakit (RS) darurat di Technopark Ganesha Sukowati Sragen yang diprediksi siap dipakai awal pekan depan. RS darurat itu digunakan bila ruang isolasi di RSUD Sragen dan RSUD Gemolong, Sragen, penuh.

Vanessa Angel Jadi Tersangka Lagi

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sragen, jumlah PDP di Sragen bertambah menjadi 14 PDP. Adapun perinciannya, enam PDP sembuh atau negatif, lima PDP dirawat di RSUD, satu PDP dirujuk, dan satu PDP meninggal dunia.

“Ya, satu PDP di RSUD Sragen dirujuk ke Semarang semalam. PDP yang dirawat per Selasa malam tinggal tiga orang. Namun, hari ini [Rabu] ada penambahan PDP lagi menjadi lima PDP yang dirawat,” ujar Direktur RSUD Sragen Didik Haryanto.

Terpisah, Direktur RSUD dr. Soeratno Gemolong, Agus Trijono, menyampaikan di RSUD Gemolong ada satu PDP yang dirawat tetapi sudah membaik.

“Kami masih menunggu hasil swab tenggorokan dari Laboratorium Salatiga,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya