SOLOPOS.COM - Ilustrasi anak stunting atau kerdil yang antara lain disebabkan kurang gizi. (Bisnis-Istimewa)

Solopos.com, KARANGANYAR — Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karanganyar fokus menyoroti 10 desa di beberapa kecamatan dalam upaya pengentasan stunting.

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Karanganyar, Agam Bintoro, mengatakan beberapa upaya yang dilakukan pihaknya antara lain dengan menjalankan Bina Keluarga Balita (BKB) Kids Stunting dan edukasi kepada calon pengantin.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

“Kami melakukan intervensi dalam penyelesaian masalah stunting di Karanganyar, khususnya di 10 desa yang angka stunting-nya masih tinggi. Melalui pendanaan dari pemerintah lewat Dana Alokasi Khusus [DAK] Penugasan, intervensi stunting ini antara lain dengan BKB Kids Stunting, termasuk edukasi untuk calon pengantin,” ujarnya saat ditemui wartawan beberapa waktu lalu.

Sayanganya, Agam tak menjelaskan secara detail 10 desa yang ia maksud.

Baca Juga: Covid-19 Berpengaruh Terhadap Kasus Stunting Anak, Ini Penjelasannya

Mengutip laman bkkbn.go.id, stunting adalah kekurangan gizi pada bayi di 1.000 hari pertama kehidupan yang berlangsung lama dan menyebabkan terhambatnya perkembangan otak dan tumbuh kembang anak. Karena mengalami kekurangan gizi menahun, bayi stunting tumbuh lebih pendek dari standar tinggi balita seumurnya. Anak stunting itu pasti bertubuh pendek, sementara yang anak bertubuh pendek belum tentu stunting.

Agam menjelaskan angka stunting di Karanganyar rata-rata 5,8%, atau sudah jauh melampaui target pemerintah pada 2024 sebesar 14%. Meski demikian, ia mengakui masih ada 10 desa yang angka stunting-nya masih tinggi.

Di sisi lain, Karanganyar masuk dalam 3 besar Jawa Tengah dalam lomba Bina Keluarga Balita (BKB). “Malah Karanganyar masuk dalam 3 besar provinsi untuk BKB,” imbuhnya.

Baca Juga: Waduh, 1.348 Anak Balita Karanganyar Alami Gejala Stunting

Terkait hal itu, Karanganyar melalui Tim Penggerak PKK (TP PKK) sudah menyampaikan presentasi kepada tim penilai dari Provinsi Jawa Tengah di Karanganyar, Senin (27/9/2021).

Dalam presentasi itu disampaikan antara lain program kerja, aspek komitmen, anggaran, regulasi, aktivitas dan lainnya.

“BKB yang dibidangi oleh TP PKK Karanganyar ini sudah menyampaikan presentasinya. Yang disampling saat itu adalah BKB Pelangi, Gondosuli, Kecamatan Tawangmangu.

Sementara itu, berdasarkan data per April 2021, masih ada 1.348 anak balita di Kabupaten Karanganyar yang masuk kategori stunting atau kerdil. Dari jumlah itu kasus tertinggi di Desa Gebyog, Kecamatan Mojogedang, yakni 92 bocah.

Baca Juga: Angka Stunting Karanganyar Ditarget Turun Jadi di Bawah 1%, Ini Upaya yang Dilakukan

Ribuan balita stunting itu berada di 34 desa di tujuh kecamatan di Kabupaten Karanganyar, yakni Jatiyoso, Jatipuro, Gondangrejo, Jenawi, Kebakkramat, Mojogedang, dan Karangpandan.

Solopos.com menghimpun data tersebut dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Karanganyar pada Senin (26/4/2021). Dinkes mengolah data dari hasil pemantauan status gizi (PSG) dan penimbangan serentak pada Februari dan Agustus tahun 2020.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya