SOLOPOS.COM - Dialog dalam Kemah Kebangsaan yang digelar Karang Taruna DIY di area wisata Karst Tubing di Argomulyo, Sedayu Bantul Minggu (24/9/2017). (Bhekti Suryani/JIBI/Harian Jogja)

Karang Taruna di seluruh DIY diharapkan menjadi sumber kreatifitas sekaligus pendorong kesejahteraan sosial

Harianjogja.com, BANTUL– Karang Taruna di seluruh DIY diharapkan menjadi sumber kreatifitas sekaligus pendorong kesejahteraan sosial di wilayahnya masing-masing. Perkemahan yang melibatkan ratusan anggota Karang Taruna DIY digelar untuk meneguhkan potensi dan fungsi organisasi pemuda tersebut.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kegiatan yang melibatkan ratusan anggota organisasi Karang Taruna digelar di area wisata Karst Tubing di Argomulyo, Sedayu Bantul Minggu (24/9/2017), dihadiri antara lain Ketua Karang Taruna DIY GKR Condrokirono.

Selain menggelar perkemahan yang disebut Kemah Kebangsaan tersebut, dihadirkan pula dialog bertemakan Pemuda Istimewa Menatap Jogja sebagai rangkaian acara. Tujuannya meneguhkan peran strategis Karang Taruna untuk pembangunan masyarakat.

Ekspedisi Mudik 2024

Sejumlah narasumber dihadirkan sebagai pemantik diskusi. Antara lain Kepala Bidang Partisipasi Sosial Masyarakat Dinas Sosial DIY Eko Darmanto, Adit Nyah Nyoh yang merupakan Presiden Komunitas Jogja Nyah Nyoh, pemilik Jogja Digital Kreatif Widia Supeno serta pemuda Karang Taruna asal Bantul yang merupakan pelopor nasional bidang ketahanan pangan Dewi Solikhah.

Dalam dialog tersebut Eko Darmanto antara lain menyatakan, pemuda Karang Taruna merupakan sumber potensi pembangunan masyarakat sekaligus sumber kesejahteraan sosial.

Ia menyebut contoh, bagaimana Karang Taruna bisa berperan untuk mencegah anggotanya atau generasi muda tidak terjerumus dalam narkoba. Tidak hanya itu, kreatifitas yang dimiliki anggota Karang Taruna bisa mendorong kesejahteraan masyarakat melalui ekonomi kreatif.

“Kita adalah potensi dan sumber, maka kita lakukan upaya mengatasi berbagai masalah kesejahteraan sosial, diantaranya menyebarkan edukasi, produktif dan kreatif,” ungkap Eko Darmanto.

Ia juga mengingatkan organisasi tersebut agar tidak meninggalkan kesetiakawanan sosial serta nasionalisme yang menurutnya  kini meluntur di kalangan pemuda.

Selain Eko Darmanto, sejumlah pembicara seperti Adit Nyah Nyoh dan Widya Sandi berbicara bagaimana anak-anak muda bisa menjadi kreatif sekaligus pemecah masalah kesejahteraan sosial. Hal itu berkaitan dengan tema Pemuda Istimewa Menatap Jogja.

Widya Sandi mengatakan, bagaimana bisnis di era digital didominasi oleh kreatifitas anak muda. Di Jogja kata dia, perputaran ekonomi bisnis digital yang dilakukan anak muda bahkan mencapai hingga triliunan rupiah.

Hal tersebut dinilai sebagai salah satu upaya menyejahterakan masyarakat. Kuncinya kata dia, pemuda Jogja harus beradaptasi pada kecepatan yang menjadi karakteristik dunia digital, memperluas relasi serta berfikir secara luar biasa.

“Ada 4.000-an desa di DIY, ini perlu dicoba, bagaimana menjadikan Karang Taruna sebagai inkubator mencetak pemuda yang nenginspirasi, supaya jadi panutan di desanya, supaya enggak ada lagi penangguran. Bagi saya pengangguran di era digital ini kalau ada keterlaluan banget,” papar dia.

Adapun Adit Nyah Nyoh menceritakan bagaimana anak muda bisa melakukan hal kecil namun kreatif dan berdampak luas. Jogja Nyah Nyoh misalnya komunitas yang semula hanya prihatin soal keamanan berkendara, di mana banyak infrastruktur jalan yang rusak sehingga menyebabkan kecelakaan. Anak-anak muda itu berkeliling ke jalanan memantau kondisi jalan yang rusak itu dan menginformasikannya melalui ke media sosial.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya