SOLOPOS.COM - Talkshow Virtual bertema Jagongan Madiun Raya: Sinergi Pembangunan Daerah Menuju Sukses 2022 yang diselenggarakan Solopos Media Group, Rabu (19/1/2022) malam. (Istimewa)

Solopos.com, MADIUN — Pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung hampir dua tahun benar-benar memberikan dampak besar di berbagai sektor. Salah satunya di sektor ekonomi, secara nasional pertumbuhan ekonomi terkontraksi cukup dalam.

Namun, yang mengherankan data statistik menunjukkan bahwa selama 2018-2020, pertumbuhan ekonomi di wilayah Madiun Raya yang terdiri dari Kota Madiun, Kabupaten Madiun, Kabupaten Ponorogo, Ngawi, Magetan, dan Pacitan selalu di atas angka pertumbuhan Jawa Timur. Secara berturut-turut angkanya 5,78%, 5,52%, lalu terkontraksi tidak terlalu dalam akibat pandemi Covid-19 pada 2020 sebesar minus 1,68%.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Hal itu disampaikan Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Kediri, Sofwan Kurnia, dalam Talkshow Virtual bertema Jagongan Madiun Raya: Sinergi Pembangunan Daerah Menuju Sukses 2022 yang diselenggarakan Solopos Media Group, Rabu (19/1/2022) malam.

Baca juga: Jagongan Madiun Raya: Menangkap Peluang Ekonomi 6 Kabupaten/Kota

Sofwan menyampaikan wilayah Madiun Raya memiliki ketahanan ekonomi atau resiliensi di masa pandemi Covid-19. Bahkan disebut Madiun Raya memiliki ketahanan ekonomi lebih baik dari Jawa Timur secara keseluruhan.

“Pada 2019, siklus perekonomian global sedang mengalami penurunan. Kemudian pada 2020, saat pandemi Covid-19 mulai Maret. Selama sepuluh bulan berjalan, ekonomi di seluruh dunia mengalami kontraksi. Dan di Indonesia secara nasional mengalami kontraksi minus 2,07%, sementara di Madiun Raya kontraksinya hanya minus 1,68%,” jelas dia.

Struktur Ekonomi

Kondisi ini, lanjut Sofwan, menunjukkan bahwa karakteristik perekonomian di wilayah Madiun Raya berbeda dibandingkan dengan nasional. Perekonomian secara nasional lebih didominasi oleh aktivitas yang berhubungan dengan mobilitas penduduk, seperti perdagangan. Sedangkan di Madiun Raya didominasi oleh pertanian.

Data dari Badan Pusat Statistis (BPS) 2020, masing-masing daerah di Madiun Raya memiliki struktur ekonomi yang berbeda-beda. Sebagai contoh, Kota Madiun didominasi sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor (24,04%). Sedangkan di Kabupaten Madiun yang lebih dominan di sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan (29,51%).

Baca juga: Diskominfo Madiun Raya ke Solopos, Bahas Wisata hingga Wartawan Bodrek

Ketika enam kota/kabupaten di wilayah Madiun Raya ini dijumlahkan maka didapati sektor yang dominan adalah pertanian, kehutanan, dan perikanan (26,66%), dilanjutkan sektor perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil dan sepeda mtoor (17,56%), konstruksi (9.82%), industri pengolahan (9,71%), serta transportasi dan pergudangan (8,13%).

“Di wilayah Madiun Raya sektor perdagangan tidak sebesar kontribusinya terhadap PDRB [Produk Domestik Regional Bruto] daerahnya dibandingkan perekonomian nasional. Itu sederhananya. Kondisi ini memungkinkan ruang gerak Madiun Raya dorongan pemulihan ekonomi bisa cepat,” jelas dia.

Sektor Pertanian

Sofwan menilai perekonomian Madiun Raya memiliki karakteristik daerah yang tidak begitu rentan meski berada di situasi krisis seperti pada saat penerapan PSBB dan PPKM. Pertumbuhan ekonomi di wilayah ini masih bisa ditopang kuat oleh sektor pertanian.

“Menurut kami, sektor pertanian ini ke depannya harus menjadi prioritas. Saya kemarin sudah diajak jalan-jalan sama Pak Wali [Wali Kota Madiun, Maidi] berjalan-jalan di kebunnya. Ada beberapa proyek yang bisa menjadi percontohan untuk berbagai pengembangan tanaman pertanian,” terang dia.

Menurutnya, wilayah Madiun Raya bisa terus mengembangkan sektor pertanian dengan produk beras, sayur mayur, kopi, hingga porang. Selain itu juga bisa meningkatkan sektor perdagangan, terutama untuk mendukung pengembangan UMKM yang ternyata memiliki multiplier effect yang besar terhadap kesejahteraan masyarakat maupun perekonomian wilayah.

Baca juga: Gubernur Ganjar Ngobrol Bareng Wali Kota Madiun, Kira-Kira Bahas Apa?

Pengembangan ekonomi di sektor pertanian dan perdagangan juga harus mengadopsi digitalisasi. Sesuai data, selama pandemi Covid-19 pada 2020, sektor pertanian di wilayah ini tetap tumbuh positif sebesar 2,10% dan menunjukkan perkembangan positif selama tahun 2021. Hal itu ditunjukkan dengan meningkatnya penyaluran kredit pada sektor pertanian hingga 22,42% dibandingkan 2020. Hal ini menunjukkan bahwa para pelaku usaha pertanian memiliki keinginan melakukan pengembangan usahanya.

Lebih lanjut, Sofwan menyampaikan Madiun Raya juga perlu mengembangkan sektor pariwisata. Sektor ini memiliki mutiplier effect yang cukup besar dan bisa menggerakkan sektor-sektor lainnya.

“Untuk sektor pariwisata, Bank Indonesia juga memfasilitasi pemerintah kota dan kabupaten di eks-Keresidenan Kediri dan Madiun dalam mengembangkan sektor ini mellaui platform wisatakemari.com,” terangnya.

Platfrom wisatakemari.com ini bakal menampilkan data-data pelaku usaha wisata di wilayah eks-Keresidenan Kediri dan Madiun, seperti penginapan, rumah makan, sewa mobil, dan pengalaman wisata 360 derajat melalui virtual reality.

“Kami terus berupaya dan berharap agar program-program yang BI lakukan dalam hal pengembangan UMKM dapat bersinergi dan berinovasi bersama dengan Pemda di wilayah Madiun Raya,” jelas Sofwan.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya