SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi
Lady Cempluk, rekan kerja Jon Koplo, mempunyai anak yang masih bersekolah di Taman Kanak-Kanak (TK) bernama Gendhuk Nicole. Kebetulan sekolah Gendhuk dekat dengan kantor Cempluk, sehingga tiap kali pulang sekolah, Gendhuk selalu ke kantor menemui ibunya.
Pada suatu siang, seperti biasanya Gendhuk mampir ke kantor Cempluk. Ia meletakkan botol kemasan lemon tea yang telah kosong. Saat jam istirahat kantor, Cempluk menyempatkan diri belanja ke pasar. Dia membeli minyak goreng yang diwadahi plastik. Setelah sampai kantor, agar minyak gorengnya tidak nyeprot, Cempluk memindahkan minyak gorengnya ke botol kemasan minuman teh anaknya. Setelah beres, Cempluk meletakkan botol yang berisi minyak goreng itu di meja kerjanya, lalu beranjak ke belakang untuk cuci tangan diikuti putrinya.
Di saat yang bersamaan, ndilalah mak bedunduk, Jon Koplo datang. Di tengah udara panas dan sumuk, pandangan mata Koplo tertumbuk pada botol kemasan minuman teh yang ngawe-awe itu. “Wah, cocok karo hawane. Njaluk sithik ah,” ujar Koplo.
Karena sudah terbiasa joinan makanan dan minuman dengan Cempluk, tanpa pikir panjang Koplo langsung menyambar botol itu dan meneguknya. Dan apa yang terjadi? Koplo gebres-gebres.
Karuan saja teman-teman yang lain pada ngguyu ngakak setelah tahu Koplo telah kapusan minyak goreng.
Kadri, Banaran RT 002/RW 010 Wonoboyo, Wonogiri
