SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Suroto (JIBI/SOLOPOS/Moh Khodiq Duhri)

Letusan erupsi Gunung Merapi 2010 silam telah membuat kondisi hutan lindung di taman nasional rusak berat. Hutan itu terbakar oleh awan panas yang meluncur dari kawah saat erupsi terjadi.

Promosi Selamat Datang di Liga 1, Liga Seluruh Indonesia!

Selain membakar hutan lindung, erupsi Gunung Merapi juga meluluhlantakkan sejumlah desa di Klaten, Magelang, dan Sleman.

“Semua pepohonan di taman nasional dan di permukiman warga sudah hangus terbakar. Kawasan ini terasa gersang setelah erupsi Gunung Merapi,” ujar Danramil Kemalang, Klaten, Kapten Arm Suroto, 51, saat ditemui Espos di sela-sela kegiatan penanaman pohon di lereng Gunung Merapi, Minggu (20/11/2011).

Ekspedisi Mudik 2024

Pria itu berusaha melepas lelah setelah mengajak ratusan anggota TNI menaman puluhan ribu bibit pohon di lereng Gunung Merapi. Sembari menyeruput kopi panas di depannya, dia kembali melanjutkan ceritanya.

“Ada 35.000 bibit pohon yang akan ditanam di taman nasional dan permukiman warga di empat dukuh di Desa Balerante, Kecamatan Kemalang.

Kami juga menyiapkan 22.000 bibit pohon untuk ditanam di kawasan Objek Wisata Deles Indah,” tutur suami dari Sriyanti, 49, ini.

Suroto kini sudah genap berusia 51 tahun. Tujuh tahun lagi, ayah tiga orang anak itu akan memasuki masa pensiun. Suroto sudah mulai merasa usia produktifnya hampir berakhir. Oleh sebab itu, dia ingin menghabiskan masa usia produktifnya itu dengan kegiatan-kegiatan positif.

“Bukan kita yang akan menikmati hasil dari jerih payah menanam pohon di lereng Gunung Merapi ini. Anak cucu kita kelak yang akan menikmati hasilnya,” papar warga Perumahan Banyuanyar, Gayamprit, Klaten Selatan ini.

Sebelum menjabat sebagai Danramil Kemalang, Suroto juga pernah menduduki jabatan yang sama di Kecamatan Karangdowo, Manisrenggo dan Tulung. Pria kelahiran Delanggu itu juga pernah mengabdikan hidupnya di sejumlah daerah di luar Jawa. Sebagai anak seorang petani, Suroto tidak ingin seperti kacang lupa pada kulitnya.

Hingga kini, keinginan menggeluti profesi sebagai petani masih dalam angan-angan. Seusai pensiun nanti, Suroto berkeinginan menghabiskan sisa hidupnya sebagai petani, sebuah profesi yang dijalani oleh orangtuanya. Dia pun memiliki angan-angan menjadikan kembali Klaten sebagai lumbung padi di Jawa Tengah.

“Dahulu Klaten adalah lumbung padi di Jateng. Delanggu merupakan penghasil varietas rojolele yang cukup fenomenal. Namun, wabah hama wereng sudah mengakibatkan petani gagal panen. Oleh sebab itu, perlu usaha keras untuk mengembalikan Klaten sebagai lumbung padi di Jateng,” pungkasnya.

(Moh Khodiq Duhri)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya