SOLOPOS.COM - Ratna Sarumpaet (tengah) didampingi Yusril Ihza Mahendra (kanan) memberi keterangan pada wartawan seusai menjalani pemeriksaan terkait kasus dugaan makar di Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, Sabtu (3/12/2016) dinihari. (JIBI/Solopos/Antara/Indrianto Eko Suwarso)

Kapolri mengungkapkan penangkapan Ratna Sarumpaet dan sejumlah nama lainnya direncanakan secara matang.

Solopos.com, JAKARTA — Kapolri Jenderal Pol. Tito Karnavian mengatakan penyidikan atas dugaan makar akan terus berkembang. Polri menyatakan sudah menemukan bukti permulaan, menyusul pemeriksaan 11 orang terduga aktor dan penyebar ajakan makar.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Tito mengatakan kepolisian sudah melakukan penahanan atas tiga orang di antara 11 orang yang ditangkap beberapa jam sebelum aksi 212 pada akhir pekan lalu itu. Tujuh orang tidak dilakukan penahanan karena kepolisian perlu menambahkan bukti tambahan. Satu orang dipulangkan atas dasar pertimbangan kesehatan.

Meski tidak ditahan, pemeriksaan terhadap mereka terus dilakukan. “Ada beberapa tokoh tidak ditahan. Faktor utamanya adalah kami perlu tambahan bukti. Kasus akan terus berkembang dan jalan,” kata Tito di Gedung DPR, Jakarta, Senin (5/12/2016).

Di antara 11 orang itu merupakan purnawirawan TNI. Tito membantah penangkapan itu dilakukan tanpa koordinasi dengan TNI. Selama prosesnya, penyidik Polri didampingi intelijen militer.

Penangkapan tersebut disebut Tito telah direncanakan dengan matang, termasuk mengenai waktu penangkapan 11 orang tersebut. Dia sadar penangkapan akan memberikan ruang bagi kelompok tertentu memainkan isu tersebut. Sebisa mungkin, penangkapan tersebut jangan sampai menjadi bahan bakar untuk memanaskan situasi jelang aksi 212.

Seperti diberitakan Solopos.com sebelumnya, 11 orang itu ditangkap antara pukul 03.00-06.00 WIB, Jumat (2/12/2016) atau beberapa jam sebelum aksi 212. Menurutnya jika penangkapan dilakukan satu atau dua hari sebelum aksi 212, akan ada penggiringan opini melalui media sosial.

Dia mengaku paham betul permainan isu di media sosial. Isu penangkapan bisa dimainkan seolah hal itu sebagai penggembosan aksi 212. Hal itu akan berakibat kepada psikologi masyarakat yang mengikuti aksi 212 karena hati nurani.

Tito yakin salah satu faktor yang mendukung aksi 212 berlangsung damai adalah langkah kepolisian menangkap 11 orang tersebut. Penangkapan telah menggagalkan rencana pengerahan massa untuk menduduki Gedung DPR/MPR guna mendesak Sidang Istimewa pemakzulan pemerintahan yang sah.

Penangkapan itu dilakukan berdasarkan informasi intelijen bahwa ada pihak tertentu yang terindikasi sebagai kelompok yang melakukan pemufakatan jahat menuju makar. Karena itu, dia sempat dua kali menunda rapat kerja dengan Komisi III DPR menjelang aksi 212. Tito ingin memastikan massa yang akan turun ke jalan pada aksi 212, murni menuntut proses hukum Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.

“Kami intens komunikasi dengan GNPF [Gerakan Nasional Pengawal Fatwa]. Mereka komitmen tidak [makar],” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya