SOLOPOS.COM - Calon tunggal Kapolri Komjen Pol Tito Karnavian mengikuti uji kelayakan dan kepatutan di ruang rapat Komisi III DPR, Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (23/6/2016). Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme tersebut diajukan oleh Presiden Joko Widodo sebagai calon tunggal Kapolri menggantikan Jenderal Pol Badrodin Haiti. (JIBI/Solopos/Antara/Puspa Perwitasari)

Kapolri baru segera dijabat Tito Karnavian. Dalam fit and proper test, Tito menjawab soal upeti Labora Sitorus.

Solopos.com, JAKARTA — Calon tunggal Kapolri Komjen Pol. Tito Karnavian mengklarifikasi tudingan soal dugaan dia menerima aliran dana dari Aiptu Labora Sitorus saat dirinya menjadi Kapolda Papua. Klarifikasi itu menjawab pertanyaan anggota Komisi III DPR dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Aboebakar Al-Habsyi.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Tito menuturkan saat melakukan penyelidikan, Polda Papua menemukan adanya catatan Labora memberikan uang ke sejumlah orang. Termasuk di dalamnya catatan uang yang diberikan ke Kapolda sebanyak tiga kali.

“Ada juga catatan Labora tentang beri uang ke siapa-siapa. Sudah pemeriksaan ke Polda dan Mabes. Pernah beri uang ke Kapolda tiga kali,” kata Tito saat menjalani fit and proper test di Komisi III DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (23/6/2016).

Dalam catatan tersebut, uang diberikan pada Maret, Agustus, dan November 2013. Tito mengaku tak tahu aliran dana dari Labora di Maret dan Agustus 2013. Pasalnya dia baru menjadi Kapolda Papua pada September 2013. “Saya jadi Kapolda [Papua] September 2013. Maret dan Agustus saya tidak tahu. Yang November, kita lakukan pemeriksaan yang bersangkutan [Labora],” papar Tito.

Dari pemeriksaan itu, Labora mengaku uang diserahkan ke Kapolres Sorong yang berjanji akan diserahkan ke Kapolda. “Praktiknya tidak pernah diberikan kepada saya. Bisa dicek,” tegas Tito.

Begitu menjabat Kapolda Papua, Tito menegaskan bahwa tidak boleh ada Kapolres yang memberi uang kepadanya untuk naik pangkat. Bila mereka nekat akan ditindak tegas. Walhasil, Kapolres yang menerima uang dari Labora tersebut tak berani menyerahkan uang ke Tito Karnavian.

“Kapolres ini tidak berani, dan serahkan lagi ke Labora. Saya tahu ada iktikad buruk. Dia saya copot dan jadi staf di Polda di bagian perencanaan,” kata Tito. “Kecuali, kalau dia benar [tetap] jadi Kapolres Sorong, berarti saya terima uang itu,” tegas Tito.

Dari situ, Tito pun menyatakan menolak pemberian uang “upeti” dari bawahannya. Apabila si Kapolres nekat, Tito tak segan untuk memberikan sanksi. “Tidak boleh ada Kapolres yang beri uang ke saya,” kata Tito/

Bagi Tito, kinerja anak buah menjadi hadiah yang bernilai miliaran rupiah buat dia. “Silakan kerja dengan baik, itu bisa beri bermiliar-miliar ke saya,” tegas ayah dari tiga anak ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya