Solopos.com, SOLO – Informasi tentang razia kendaraan bermotor seringkali beredar di media sosial. Sejumlah orang membagikan informasi tersebut melalui grup di media sosial. Hal ini dilakukan guna memperingatkan orang lain agar lebih hati-hati dalam berkendara, apalagi jika tidak membawa surat lengkap.
Namun, Kapolres Wonogiri, AKBP Uri Nartanti, mengimbau masyarakat untuk tidak membagikan informasi razia tersebut. Menurutnya, hal tersebut justru menyulitkan kinerja polisi. Imbauan tersebut disampaikan melalui akun Instagram @polres_wonogiri, Rabu (13/2/2019).
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
“Tidak sedikit warganet membuat grup tertutup di media sosial. Grup ini kebanyakan digunakan untuk berbagi informasi, khususnya giat cegatan atau razia kendaraan yang berlangsung. Fenomena itu sangat tidak tepat. Petugas kepolisian melalukan razia untuk menertibkan pelanggaran, sekaligus upara pencegaran tindak kriminal,” demikian pernyataan Kapolres Wonogiri yang disampaikan melalui keterangan foto.
AKBP Uri Nartanti menambahkan, polisi melakukan razia untuk menertibkan pelanggaran dan mencegah tindakan kriminal. Sebab, Satlantas Polres Wonogiri baru saja menangkap anggota jaringan pencurian sepeda motor lewat razia.
“Jangan lindungi pelanggar. Salah satunya itu, terungkapnya pelaku jaringan pencurian motor. Warganet sebaiknya mendukung tugas kepolisian,” imbuh AKBP Uri Nartanti.
Imbauan tersebut seolah menampar warganet yang selama ini sering membagikan informasi seputar razaia melalui media sosial. “Meskipun lengkap surat-suratnya dan kendaraannya, tapi masih suka deg-degan. Cemas kalau tiba-tiba lampunya mati atau ada yang salah dengan kendaraannya,” komentar @madina17.
“Lanjutkan pak. Jika enggak ada razia, pelanggaran lalu lintas malah jadi kebiasaan,” imbuh @galihekaa0.
“Logikanya kalau enggak salah kenapa mesti takut, ya kan,” imbuh @arief_luffyy.