SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, SOLO-Mengejan atau mendorong agar janin bisa keluar dari rahim harus di waktu yang tepat. Untuk itu, para wanita yang hendak melahirkan, harus mendiskusikan ke dokter kapan harus melakukannya?

Lalu kapan waktu yang tepat bagi ibu untuk mengejan agar bayi bisa lahir dengan mudah? Untuk mengetahuinya penelitian dilakukan tim dari Department of Obstetrics, Gynecology, and Reproductive Sciences, University of California, San Francisco.

Promosi 796.000 Agen BRILink Siap Layani Kebutuhan Perbankan Nasabah saat Libur Lebaran

Penelitian ini melibatkan sekitar 2.400 wanita yang diberi epidural. Semua wanita melahirkan untuk kali pertama. Sekitar setengah dari wanita dalam penelitian ini mulai mengejan segera setelah dilatasi, dan sisanya menunggu setidaknya satu jam. Secara statistik, tidak ada banyak perbedaan di antara kelompok-kelompok itu. Peneliti juga menemukan kecenderungan. Diketahui para ibu yang menunda mendorong memiliki tingkat perdarahan dan infeksi yang sedikit lebih tinggi.

Anggota tim peneliti dari University of California, San Fransisco, Jeffrey D. Sperling dan Dana R. Gossett, mengatakan penelitian ini memberi lebih banyak konteks untuk risiko dan manfaat dari penundaan mendorong. Tim peneliti mengungkap, menunda mendorong tidak mengurangi risiko kelahiran sesar. Untuk membuat proses persalinan lebih efektif, mereka juga merekomendasikan International Society of Ultrasound terbaru dalam pedoman obstetri dan ginekologi untuk menggunakan alat ultrasonografi selama persalinan.

“Alat USG dapat membantu mengukur posisi bayi dengan lebih baik untuk menilai kelaikan vagina demi persalinan lebih baik. Hal ini juga bisa memberi para dokter kondisi penting untuk menentukan kapan seorang ibu harus mulai mendorong,” tulis penelitian tersebut dikutip dari Healthline dan ditulis liputan6.com, belum lama ini.

Selama ini ada dua pendekatan terkait kapan ibu mulai mendorong atau mengejan saat persalinan. Pendekatan pertama adalah ketika kondisi bukaan sudah penuh atau 10 cm. Lalu kedua, menunda mengejan untuk membiarkan janin keluar secara spontan.

Studi menunjukkan tak ada perbedaan signifikan bila para ibu mengejan lebih cepat atau menunda mengejan selama satu jam saat proses melahirkan.
Hasil penelitian ibu yang mengejan lebih awal, 40 persen lebih kecil kemungkinannya mengalami perdarahan dibandingkan wanita yang menunda mengejan. Mereka juga 30 persen lebih kecil kemungkinannya untuk alami infeksi.Menurut Cahill, mengejan secara alami dimulai selama tahap bukaan kedua. Ini terjadi saat serviks (leher rahim) melebar. Tetapi karena kebanyakan wanita mendapatkan obat penghilang rasa sakit sementara selama persalinan, dorongan untuk mengejan tidak dirasakan.

Pada titik ini, dokter menyarankan segera mengejan seiring berjalannya kontraksi atau menunda mengejan, lalu membiarkan janin keluar secara spontan.
Laporan soal mengejan ini diterbitkan pada 9 Oktober 2018 di Journal of American Medical Association.

“Di Amerika Serikat, kami mencoba mencari cara untuk mengurangi tingkat operasi caesar, yang telah meningkat secara dramatis selama 50 tahun terakhir,” ujar Dana Gossett, profesor kebidanan dan ginekologi di University of California, San Francisco.

Menurut Gossett, operasi caesar berdampak buruk untuk ibu dan bayi. Standar terbaru telah memungkinkan wanita untuk mengejan lebih lama untuk persalinan normal sehingga tidak langsung diputuskan menjalani operasi caesar. “Masih tidak jelas, apakah mengejan lebih awal aman untuk ibu atau bayi,” katanya.

Kondisi ini rupanya berbeda-beda tiap individu. Untuk itu, berkomunikasi dengan dokter selama persalinan sangat dibutuhkan agar ibu bisa mendorong dengan efektif dan bayi pun lahir dengan sehat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya