SOLOPOS.COM - Ilustrasi membaca Al Qur'an. (Freepik.com)

Solopos.com, SOLO-Di Bulan Ramadan, ada malam istimewa yang dikenal dengan Lailatul Qadar yaitu malam diturunkannya Al-Qur’an ke dunia. Lailatul Qadar disebut malam lebih baik dari seribu bulan.

Demikian diungkapkan Wakil Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Blitar KH Syaikuddin Rohman. “Al-Qur’an diturunkan melalui dua tahap. Turunnya Al-Qur’an sekaligus atau secara keseluruhan dari Lauhil Mahfudz ke Baitul Izzah di langit dunia pada Lailatul Qadar,” kata Kiai Cikut, demikian sapaan akrabnya, seperti dikutip dari NU Online pada Selasa (19/4/2022).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kiai Cikut menjelaskan bahwa berdasarkan hadits riwayat al-Tabrani, Al-Qur’an diturunkan pada Lailatul Qadar di bulan Ramadan ke langit dunia sekaligus, lalu diturunkan secara bertahap. Sedangkan selama di dunia, Al-Qur’an diturunkan secara berangsur-angsur kepada Rasulullah selama 23 tahun sembari membacakan Surat Al-Isra ayat 106.

Baca Juga: Al Quran Raksasa di Palembang Sumsel Jadi Wisata Religi saat Ramadan

Al-Qur’an diturunkan secara bertahap yaitu 13 tahun selama Rasulullah tinggal di Makkah dan 10 tahun selama Rasulullah tinggal di Madinah. Hal ini ada hikmahnya.

“Hikmah dari turunnya Al-Qur’an secara bertahap untuk menguatkan hati Rasulullah dalam menghadapi celaaan orang-orang musyrik,” ungkap alumni Pesantren Lirboyo Kediri tersebut.

Syekh M Ali As-Shabuni bercerita bahwa Al-Qur’an kali pertama diturunkan pada tanggal 17 Ramadan saat usia Rasulullah mencapai 40 tahun (sekitar 608-609 M). Ketika Rasulullah sedang beruzlah di gua Hira (sekira 5 kilometer dari Makkah), tiba-tiba Jibril datang membawa wahyu. Jibril memeluk dan melepaskan Rasulullah SAW. Hal ini diulanginya sebanyak 3 kali. Setiap kali memeluk, Jibril mengatakan, “Iqra’!” artinya “Bacalah.” “Aku tidak mengenal bacaan,” jawab Rasulullah.

Baca Juga: Semangat Difabel Netra di Solo Isi Ramadan dengan Baca Al Quran Braille

Sebelum peristiwa diturunkannya Al-Qur’an ini terjadi, beberapa petunjuk mengisyaratkan semakin dekatnya turun wahyu dan kenabian Rasulullah SAW. Sebagian tanda itu adalah mimpi Rasulullah yang disusul dengan peristiwa nyata sesuai dengan mimpinya. Tanda lainnya adalah kesenangan uzlah (menyepi) Rasulullah S.A.W menjelang turunnya wahyu.

Mengutip islam.nu.or.id pada Selasa (19/4/2022), Al-Qur’an tidak hanya diturunkan pada malam Lailatul Qadar pada Bulan Ramadan saja, tetapi ada tiga fase kitab suci itu diturunkan. Untuk fase pertama turunnya Al-Qur’an, kitab suci ini diturunkan ke Lauhul Mahfudz secara keseluruhan.

Baca Juga: Unik! Komunitas di Madiun ini Mendaki Gunung Lawu Sambil Baca Al Quran

Fase kedua, ini merupakan lanjutan dari fase sebelumnya. Untuk fase kedua turunnya Al-Qur’an, kitab suci ini diturunkan secara utuh dari Lauhul Mahfudz ke Baitul ‘Izzah pada Bulan Ramadan, bertepatan dengan malam Lailatul Qadar

Fase ketiga, ini merupakan fase terakhir dari turunnya Al-Qur’an. Pada fase ini, Al-Qur’an diturunkan melalui malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW. Ayat-ayat yang turun berangsur sesuai dengan konteks peristiwa saat itu.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya