SOLOPOS.COM - Seorang nelayan kembali dari mencari ikan di kawasan genangan air Waduk Gajah Mungkur (WGM) di Desa Glesungrejo, Kecamatan Baturetno, Wonogiri, Jumat (8/5/2020). (Solopos/M. Aris Munandar)

Solopos.com, WONOGIRI - Bagi warga Kecamatan Baturetno dan Kecamatan Eromoko, Wonogiri, mungkin sudah tidak asing lagi dengan keberadaan kapal penyebrangan yang ada di genangan Waduk Gajah Mungkur (WGM).

Kapal penyebrangan yang menghubungkan antara kedua wilayah tersebut saat ini berhenti beroperasi karena pandemi Covid-19. Kapal tersebut biasanya dijadikan alternatif bagi sebagian masyarakat untuk melakukan perjalanan.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kapal hanya beroperasi ketika musim penghujan. Saat musim kemarau genangan air dari WGM tidak sampai ke wilayah tersebut. Justru ketika kemarau wilayah yang biasanya dilintasi kapal bisa dilewati kendaraan bermotor.

Kasus Covid-19 di Kabupaten Madiun Bertambah Jadi 12

Kapal beroperasi dari Desa Glesungrejo, Kecamatan Baturetno menuju Desa Tegalharjo, Kecamatan Eromoko dan sebaliknya. Saat ini operasional kapal dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Glesungrejo, Kecamatan Baturetno.

Menurut Kepala Desa Glesungrejo Wonogiri, Andi Wirawan, sejak musim penghujan kapal penyebrangan baru beroperasi pada awal Maret 2020 lalu. Kapal beroperasi efektif hanya sekitar tiga hingga empat bulan dalam satu tahun. Karena jika air genangan tidak penuh, kapal tidak bisa beroperasi.

“Sebenarnya saat ini momennya pas, bisa beroperasi. Tetapi karena ada Covid-19, kami hentikan. Kami menyadari bahwa wabah ini berdampak ke semua sektor, termasuk potensi desa yang kami miliki ini,” kata dia saat ditemui Solopos.com di ruang kerjanya, Jumat (8/5/2020).

Angkut Sepeda Motor

Jam operasional kapal dimulai dari pukul 06.30 WIB hingga 16.00 WIB. Dalam satu hari, kapal melakukan perjalanan pulang-pergi (PP) dari Baturetno ke Eromoko minimal enam kali. Jika penumpang ramai bisa lebih dari enam kali PP. Setiap kali pemberangkatan, kapal yang terbuat dari kayu tersebut bisa mengangkut tujuh sepeda motor beserta pengendaranya.

Ketika Senin hingga Sabtu, penumpang didominasi oleh pedagang dan pekerja informal dari Eromoko ke Baturetno dan sebaliknya. Jika Minggu, penumpang didominasi oleh para wisatawan atau komunitas yang ingin menikmati perjalanan dengan kapal.

Valentino Rossi Selangkah Lagi Gabung Petronas

Menurut Andi, waktu tempuh menggunakan kapal dibandingkan menggunakan sepeda motor melalui jalan umum tidak terjadi selisih yang begitu signifikan. Dari Glesungrejo menuju Tegalharjo dapat ditempuh dalam waktu 15 menit - 20 menit. Jika menggunakan sepeda motor 20 menit – 25 menit.

Tetapi dari segi jarak, terjadi selisih yang signifikan. Jika melalui jalur kapal, Glesungrejo menuju Tegalharjo hanya berjarak dua kilometer. Sementara itu, jika melalui jalur darat jaraknya 15 kilometer.

Biaya satu kali pemberangkatan, setiap pengendara dan sepeda motor dibebani biaya sebesar Rp7.000. Dalam satu hari, pendapatan bersih dari operasional kapal sebesar Rp40.000-Rp50.000. Jika Minggu mencapai Rp100.000 lebih.

“Untuk kapal penyebrangan kami lebih mengedepankan bantuan kepada masyarakat, tidak berorientasi pada pendapatan. Untuk pendapatan kami fokuskan pada kapal wisata, kami mempunyai satu awak,” ujar dia.

Kapal wisata

Bumdes Glesungrejo juga mulai mengembangkan kapal wisata mulai 2019. Meskipun hanya satu awak, setiap sore kapal tersebut ramai penumpang. Penumpang kapal bisa menikmati burung bangau hitam dan burung kontul di sela-sela pohon berduri di tengah genangan air.

Penumpag kapal dibebani biaya Rp5.000 untuk menikmati kapal wisata di kawasan genangan WGM Desa Glesungrejo selama 45 menit. Dalam satu hari, pendapatan bisa mencapai Rp500.000. Pada 2019, dalam jangka waktu lima pekan, saat genangan air penuh, bisa mendapat keuntungan hingga Rp14 juta.

Tambah 2 Lagi, Total Warga Solo Positif Corona Sekarang Jadi 27 Orang

“Meskipun operasional terbatas, hanya tiga hingga empat bulan, kapal penyebrangan maupaun kapal wisata merupakan potensi desa yang kami miliki. Tetapi justru saat momen potensi desa itu bisa dimanfaatkan justru terkendala dengan adanya wabah. Kami memaklumi, semoga keadaan ini semakin membaik,” kata Andi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya