SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Kediri (Solopos.com)--Kondisi kesehatan Kapal Sinar Kudus yang dibajak perompak Somalia dikabarkan dalam keaadaan drop. Dari 20 orang ABK yang tercatat berkewarganegaraan Indonesia, 14 diantaranya saat ini terserang diare, dan seorang lainnya dalam kondisi kritis.

Feby Susilo, adik ipar Masbukhin, Mualim II kapal Sinar Kudus saat dihubungi mengatakan, informasi mengenai kondisi kesehatan ABK didapatkannya dari perbincangan telepon dengan kakaknya, Minggu (10/4/2011) petang kemarin.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Seorang ABK yang kritis tersebut adalah Slamet Riyadi ,58, asal Semarang, Jawa Tengah. Yang ironis, dari kondisi kesehatan yang dialami saat ini tak terdapat pertolongan medis yang bisa diberikan.

Ekspedisi Mudik 2024

“Mereka saling merawat satu sama lainnya di dek paling bawah. Obat-obatan ya seadanya, seperti yang tersedia sebagai persiapan dalam perjalanan,” ungkap Feby, melalui sambungan telepon seluler, Senin (11/4/2011).

Serangan diare yang terjadi pada sebagian besar ABK, masih kata Feby, diduga akibat persediaan air bersih yang tak lagi memadai. Dalam sepekan terakhir ABK diakui terpaksa meminum air bercampur lumpur, karena stok dalam tandon sudah habis sejak sepekan berlangsungnya penyanderaan.

“Kondisi itu diperparah dengan asupan makanan yang terbatas. Mereka makan sekali sehari, karena mencukup-cukupkan persediaan bahan yang masih ada sekarang,” lanjut Feby, yang tercatat sebagao anggota Brimob Polda Jatim.

Dengan kondisi tersebut Feby meminta agar pihak-pihak yang terkait, baik PT Samudera Indonesia sebagai pemilik kapal atau pemerintah RI mempercepat negosiasi pembebasan. Selain karena alasan kesehatan, Feby berharap bisa secepatnya melihat kakaknya kembali pulang dalam kondisi selamat.

“Kemarin Mas Masbukhin di akhir percakapan minta seperti itu. Pokoknya secepatnya, pemerintah jangan menunda-nunda terus,” tegasnya.

Seperti diinformasikan sebelumnya, Kapal Sinar Kudus dibajak oleh perompak Somalia di perairan Laut Arab, saat melakukan perjalanan dari Pomalaa, Sulawesi Selatan menuju ke Rotterdam, Belanda, tangga 16 Maret 2011 lalu. Kapal yang diawaki oleh 31 ABK, 20 diantaranya Warga Negara Indonesia (WNI) tersebut bermuatan biji nikel dan seharusnya sudah sampai 34 hari setelah keberangkatan.

Dari nilai tebusan awal yang diminta senilai US$ 2,5 juta, para perompak terus meningkatkannya hingga US$ 9 juta atau setara dengan Rp 77 miliar, dengan alasan proses negosiasi yang berjalan alot.

(dtc/tiw)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya